Senin, 01 Juni 2015

Tobat Terus Menerus

oleh kh. Abdullah gymnastiar



Segala pujian hanya milik Allah Swt. Semoga Allah Yang Maha Memberi Petunjuk melimpahkan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita berada di jalan yang Allah ridhai. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada Rasulullah Saw.
Saudaraku, sesungguhnya kita adalah makhluk lemah yang tiada pernah luput dari kesalahan. Setiap hari dosa-dosa kita lakukan. Baik dosa besar maupun dosa kecil. Namun, bukan besar kecilnya dosa yang perlu kita waspadai. Yang penting kita waspadai adalah jikalau kita sampai meremehkan dosa.
Mari kita periksa hati kita, kita nilai diri kita sendiri dengan sejujur-jujurnya. Hari ini sudah berapa kali kita berburuk sangka kepada orang lain. Sudah berapa kali kita membicarakan keburukan orang lain. Sudah berapa kali kita mencibir dan memandang rendah orang lain.
Atau, coba kita periksa juga diri kita hari ini. Sudah berapa kali kita merasa bangga dan hebat karena perbuatan kita (ujub). Sudah berapa kali kita berbicara dengan tujuan didengar dan dipandang tinggi oleh orang lain (sum’ah). Sudah berapa kali hati kita meremehkan nasehat karena kesombongan kita.
Seandainya saja setiap perbuatan dosa kita mengeluarkan bau busuk, tentu saja tak akan ada orang yang sudi duduk di dekat kita. Anak kita tak akan mau berada di pangkuan kita. Pasangan kita tak akan mau berada di dekat kita.
Akan tetapi, Allah Swt. Yang Maha Pemurah masih menutupi semua dosa-dosa kita itu. Sehingga kita masih dihormati orang lain. Padahal mereka menghormati kita bukan karena kebaikan kita, tapi karena mereka tidak mengetahui keburukan-keburukan kita.
Betapa banyak kesalahan dan dosa yang kita lakukan. Hati kita yang awalnya putih bersih, kini sudah berlumur noda hitam legam karena bekas dari dosa-dosa yang kita lakukan. Oleh karenanya sahabatku, tiada pernah ada alasan bagi kita untuk menunda-nunda taubat. Tiada pernah ada alasan bagi kita untuk lalai memohon ampun kepada Allah Swt.
Kita ini hanyalah manusia biasa. Bayangkan sosok mulia nana gung, kekasih Allah, Nabi Muhammad Saw. Beliau yang sudah dijamin oleh Allah untuk bersih dari dosa-dosa (ma’shum) saja masih memohon ampunan Allah Swt. setiap hari hingga seratus kali. Maka, kita seharusnya kita serius untuk bertaubat terus-menerus.
Rasulullah Saw. bersabda, “Tidakkah aku berada di pagi hari (antara terbit fajar hingga terbit matahari) kecuali aku beristighfar kepada Allah sebanyak seratus kali.” (HR. An Nasai).
Dosa-dosa yang kita lakukan akan meninggalkan noda hitam pada hati kita. Sehingga hati kita tidak mampu menangkap sinyal-sinyal kebenaran, tidak peka pada panggilan-panggilan kebaikan. Lalu, kita pun semakin tersesat di jalan yang gelap gulita. Apa yang akan terjadi jika kita berjalan namun mata tak mampu memandang jalan yang akan kita lintasi? Kemungkinan besar kita akan celaka.
Begitulah hati apabila penuh noda. Seperti mobil yang wipernya rusak, ketika kita mengendarainya dan di luar sedang hujan deras, kemudian kita tak mampu melihat jalan di depan kita, maka tentu kita akan gelisah. Karena kita takut celaka.
Apakah kita gelisah karena tidak ada jalan? Tentu bukan! Jalan itu ada, namun kita gelisah karena tidak bisa melihat jalan. Sesungguhnya inilah yang terjadi ketika kita diliputi kegelisahan, kecemasan, ketidakbahagiaan. Itu adalah ciri bahwa hati kita kotor. Maka, marilah kita perbanyak taubat agar Allah Swt. mengampuni dosa kita, sehingga tenanglah hati kita.
Karena sesungguhnya Allah Swt. sangat suka kepada hamba-Nya yang gemar bertaubat. Allah Swt. berfirman, “..Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (QS. Al Baqarah [2] : 222).
Jika Allah Swt. sudah menyukai hamba-Nya, maka niscaya Allah akan memberikan petunjuk kepadanya sehingga selamat dalam kehidupan.
Seorang ibu yang memandikan anaknya tiada lain bertujuan agar tubuh anaknya itu bersih dari berbagai kotoran. Semakin anak itu pasrah dan nurut kepada ibunya, maka semakin cepat tubuhnya bersih.
Demikian pula kita ketika bertaubat kepada Allah Swt. Tak perlu macam-macam atas perintah dan larangan Allah. Nurut saja. Diperintah bertaubat maka bertaubat saja dengan kesungguhan hati. Sesungguhnya perintah dan larangan Allah tiada lain adalah bertujuan untuk kebaikan dan keselamatan kita.
Saudaraku, mari kita bertaubat secara serius, setiap hari, setiap saat, terus-menerus. Basahkan lisan dan hati kita dengan berdzikir dan beristighfar. Semoga Allah Swt. mengampuni setiap dosa-dosa kita. Aamiin yaa Allah yaa Muiibassaa-iliin.[]

Tidak ada komentar:

Hukum “Pedekate” dengan Facebook dan Alat Komunikasi / sosmed Lainnya

Assalamualaikum wr.wb. Berikut ini adalah salah satu hasil bahtsul masail diniyyah atau pembahasan masalah keagamaan oleh Forum Musyawarah P...