Bismillaahir Rahmaanir Rahiim.
Assalamu‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
“Fatimah anakku, maukah engkau menjadi seorang perempuan yang baik budi
dan istri yang dicintai suami ?” (tanya sang ayah yang tak lain adalah
Nabi SAW.)
“Tentu saja, wahai ayahku...!!!”
“Tidak jauh dari rumah ini berdiam seorang perempuan yang sangat baik budi pekertinya. Namanya Siti Muthi’ah. Temuilah dia, teladani budi pekertinya yang baik itu...!!!”
Gerangan amal apakah yang dilakukan Siti Muthi’ah sehingga Rasulpun memujinya sebagai perempuan teladan ?
Maka bergegaslah Fatimah menuju rumah Muthi’ah dengan mengajak serta
Hasan, putra Fatimah yang masih kecil itu. Begitu gembira Muthi’ah
mengetahui tamunya adalah putri Nabi besar itu;
“Sungguh,
bahagia sekali aku menyambut kedatanganmu ini, Fatimah. Namun maafkanlah
aku sahabatku, suamiku telah beramanat, aku tidak boleh menerima tamu
lelaki dirumah ini...!!!”
“Ini Hasan putraku sendiri, ia kan masih anak²...!!!” (kata Fatimah sambil tersenyum).
“Namun sekali lagi maafkanlah aku, aku tak ingin mengecewakan suamiku, Fatimah...!!!”
Fatimah mulai merasakan keutamaan Siti Muthi’ah. Ia semakin kagum dan
berhasrat menyelami lebih dalam akhlak wanita ini. Lalu diantarlah Hasan
pulang dan bergegaslah Fatimah kembali ke Muthi’ah.
KHASIAT TIGA BENDA ‘‘KERAMAT’’
“Aku jadi berdebar²...!!!” (sambut Siti Muthi’ah), gerangan apakah yang
membuatmu begitu ingin kerumahku, wahai putri Nabi...???”
“Memang benarlah, Muthi’ah. Ada berita gembira buatmu dan ayahku
sendirilah yang menyuruhku kesini. Ayahku mengatakan bahwa engkau adalah
wanita berbudi sangat baik, karena itulah aku kesini untuk
meneladanimu, Wahai Muthi’ah...!!!”
Muthi’ah gembira mendengar
ucapan Fatimah, namun Muthi’ah masih ragu. “Engkau bercanda
sahabatku...??? aku ini wanita biasa yang tidak punya keistimewaan
apapun seperti yang engkau lihat sendiri...!!!”
“Aku tidak
berbohong wahai Muthi’ah, karenanya ceritakan kepadaku agar aku bisa
meneladaninya...!!!” Siti Muthi’ah terdiam, hening. Lalu tanpa sengaja
Fatimah melihat sehelai kain kecil, kipas dan sebilah rotan di ruangan
kecil itu.
“Buat apa ketiga benda ini Muthi’ah...!!!”
Siti Muthi’ah tersenyam malu. Namun setelah didesak iapun bercerita;
“Engkau tahu Fatimah, suamiku seorang pekerja keras memeras keringat
dari hari ke hari. Aku sangat sayang dan hormat kepadanya. Begitu
kulihat ia pulang kerja, cepat² kusambut kedatangannya. Kubuka bajunya,
kulap tubuhnya dengan kain kecil ini hingga kering keringatnya. Iapun
berbaring ditempat tidur melepas lelah, lalu aku kipasi beliau hingga
lelahnya hilang atau tertidur pulas...!!!”
“Sungguh luar biasa pekertimu, Muthi’ah. Lalu untuk apa rotan ini...???”
Kemudian aku berpakaian semenarik mungkin untuknya. Setelah ia bangun
dan mandi, kusiapkan pula makan dan minum untuknya. Setelah semua
selesai, aku berkata kepadanya; “Oh, kakanda. Bilamana pelayananku
sebagai istri dan masakanku tidak berkenan dihatimu, aku ikhlas menerima
hukuman, Pukullah badanku dengan rotan ini dan sebutlah kesalahanku
agar tidak kuulangi...!!!”
“Seringkah engkau dipukul olehnya, wahai Muthi’ah...???” tanya Fatimah berdebar².
“Tidak pernah, Fatimah. Bukan rotan yang diambilnya, justru akulah yang
ditarik dan didekapnya penuh kemesraan. Itulah kebahagiaan kami
sehari²...!!!”
“Jika demikian, sungguh luar biasa, wahai
Muthi’ah. Sungguh luar biasa...!!! Benarlah kata ayahku, engkau
perempuan berbudi baik...!!!” kata Fatimah terkagum².
Subhanallah...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hukum “Pedekate” dengan Facebook dan Alat Komunikasi / sosmed Lainnya
Assalamualaikum wr.wb. Berikut ini adalah salah satu hasil bahtsul masail diniyyah atau pembahasan masalah keagamaan oleh Forum Musyawarah P...
-
Seringkali kita dijebak dengan pertanyaan yang dapat mengguncang tauhid, semisal: “Allah bersifat Maha Kuasa (Qadiran, Muridan). Pertaannya...
-
Syaikh Ibnu Yamun mengisyaratkan hal-hal yang utama untuk berbulan madu, dengan ucapannya: وفضلن غرة الشهر فقد # فضل الايام قل يوم ال...
-
Pada suatu malam Budi, seorang eksekutif sukses, seperti biasanya sibuk memperhatikan berkas-berkas pekerjaan kantor yang dibawanya p...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar