Apa itu Cinta Ya Rabb….
Akhirnya aku bertanya pada Rabbi, bukan jawaban yang kutemukan, tiba-tiba tepat di pagi hari badanku susah untuk digerakkan dan ternyata aku dinyatakan “Strock”
Astaghfirullah…
Sisa-sisa buliran air mata terus mengalir tak mau berhenti membasahi pipiku, dengan penuh telaten tangan gagah suamiku tak henti-hentinya bergerak lembut mengusap air mataku. S
epertinya ia tak ingin melihat air mataku terbuang sia-sia. Melihat wajah lelahnya ingin kuhentikan air mata itu namun tak bisa, karena semakin aku melihat ketulusannya semakin mengalir saja air mata ini, lagipula tak ada yang bisa kulakukan untuk mengucap maaf dan terima kasihku selain menangis karena mulutku tak bisa berbicara. Air mata ini adalah ucapan maaf dan terima kasihku pada suamiku, maaf karena belum bisa menjadi istri yang baek.
“ Jangan menangis Cinta, aku berjanji akan selalu menemanimu. ALLAH sedang bercanda dengan kita, mungkin DIA ingin aku melakukan aktivitas seperti saat kau melalkukannya untukku” Ujarnya sembari mengusap air mataku.
Kuakui, meski hati begitu sulit mengatakan cinta namun aku bukanlah tipe istri yang pembangkang apalagi membentaknya. Tetap kulakukan kewajibanku sebagai seorang istri.
Ayah dan Ibu menyarankan agar aku dirawat di rumah mereka agar suamiku bisa bekerja dengan tenang, suamiku menolak dengan halus.
“ Maaf, ikatan perkawinan yang saya bina ini bukan sekedar tulisan di atas kertas, yang hanya membubuhkan tanda tangan semata, namun tanggung jawab saya sebagai suami terltulis secara otomatis saat itu juga. Biarkan Hawa bersama saya, ALLAH sedang ingin melihat saya merawatnya…..bagi saya Hawa tidak hanya sekedar istri saya semata namun juga adalah Syurga, jadi saya tidak ingin melepas Syurga saya begitu saja “
Ayah dan Ibu tidak memaksa, mereka secara bergantian menjenguk keadaanku di rumah kami.
Seadangkan suamiku, total merawatku…pekerjaan dia wiraswasta, membuka toko elektronik di pusat kota. Pekerjaannya ia alihkan kepada tangan kanannya karena dirinya setiap hari bersamaku, saat kebetulan Ibu bermalam di rumah, dia menengok toko elektroniknya.
Ketika Adzan berkumandang, dengan sigap suamiku menyeka aku dengan air, membasahi anggota badan wudhuku, rambutku ditutup dengan jilbab seadanya, ia berbisik
“ Cinta, jika kau sanggup Sholatlah melalui hatimu”
kemudian ia Sholat di dekatku. Usai Sholat, ia duduk di sebelahku, bibirnya bergerak pelan membaca ayat suci Al-qur’an. Aku hanya bisa menatapnya, kedua telingaku berusaha mendengarkan lantunan ayat suci yang ia baca, tiba-tiba bibirnya mendekat, mengecup keningku sambil menyelipkan sebuah doa
“ Kaulah Syurgaku, bacaan AL-qur’an ini kuhadiahkan untukmu. Cepat sembuh Cinta, kita gapai lagi hidup indah kita berdua……”
Kali ini bukan hanya aku yang meneteskan air mata, kulihat suamiku juga berair mata, ia menangis meski sedikit malu-malu……
“ Cinta, dulu aku sempat bertanya dalam hati, sebenarnya Apa itu Cinta…Tak satupun ada yang bisa menjawab, sekalipun ada…jawaban itu tidak sesuai di hatiku, hingga akhirnya aku menikahi dirimu. Dalam pernikahanlah aku tau, apa itu cinta…
Cinta memang tak bisa diuraikan dengan kata-kata, sebanyak apapun makna cinta yang kita miliki tak kan mampu menjawabnya karena cinta adalah anugerah terbesar yang diberikan oleh ALLAH….meski masih belum kutemukan maknanya, namun aku mulai merasakan uraian Cinta ketika bersamamu…..hati ini berdesir diiringi jantung yang berdetak tak beraturan ketika aku berdekatan denganmu, ktika kau tersenyum manis padaku…aku tak mampu menangkapnya begitu saja, maafkan aku cinta jika selama ini sikapku sangat kaku, tak bisa romantic seperti suami yang laen. Karena aku sendiri tak tau bagaimana mengekspresikannya, yang bisa kulakukan hanya memandangmu penuh takjub dan berkata SubhanaLLah begitu indah karunia yang Engkau berikan ya Rabb..
Cinta, walau selama ini aku belum bisa mengekspresikan cinta sesuai mimpimu, namun aq telah merasakannya…..ketika tak bertemu, Rindu menggaung-gaung dalam hatiku, kata seorang sahabat… Rindu adalah bukti adanya sebuah cinta di hati “ suamiku menghentikan ceritanya, ia tersenyum malu-malu…..sambil menatapku penuh kasih ia melanjutkannya
“Bahkan aku juga merasakan cemburu jika kau bersama lelaki lain, namun itu harus q tepis…terlalu jahat diriku jika harus mencurigaimu…akupun berdoa kepada Sang pemilik Cinta, yaaah…kutitipkan Cintaku pada Rabbi, selama aku mampu menjaga hatiku untukmu, maka aku yakin ALLAH akan menjaga hatimu untukku…”
Suamiku menggenggam erat tanganku yang kaku. Tiba-tiba aku merasakan suatu hal yang aneh, detak jantungku bergerak kencang…aku tidak pernah merasakan sesuatu yang sangat dahsyat seperti ini…mungkinkah aku telah merasakan Cinta pada suamiku?? Kuakui, selama setaun kami menikah tak ada komunikasi sedekat ini…Astaghfirullah..Apa ini bisa dikatakan komunikasi dimana aku hanya bisa mendengarkan saja tanpa menanggapi curahan hatinya, jikapun ingin menanggapi aku hanya bisa mengeluarkan air mata karena badanku masih belum bisa bergerak normal.
Ya ALLAH ampuni dosa hamba, ada rasa sesal di hati…dulu, sewaktu aku sehat aku jarang memberi kesempatan berdua untuk bicara dari hati ke hati alasanku adalah sibuk dan suamiku bukan tipe memaksa. Yang masih kuingat, terkadang antara sadar dan tidak sadar dalam tidurku aku mendengarkan suara kecil yang berbisik di telingaku, mungkinkah itu suara hati suamiku……..
Maafkan aku, suamiku,,,,
“Cinta…sudah banyak makna tentang cinta yang kudengar dan kubaca, tapi aku memiliki jawaban sendiri….bagiku, Cinta adalah sebuah rasa yang bersandarkan atas nama ALLAH, ya…karena atas nama ALLAH kita bisa bertemu dan berkumpul dalam pernikahan suci…banyak yang mengatas namakan sesuatu karena Cinta, namun biarkan aku
mengatasnamakan Cinta karena ALLAH , Bukankah segala sesuatu adalah pantulan dari dimensi Sang Pemilik Cinta?? “
“ Cinta adalah Syurgaku, karena ketika aku memandang teduh wajahmu, berdekatan denganmu, berbicara denganmu bukan hanya kebahagiaan yang aku dapatkan namun aku merasa satu poin pahala untuk menuju ke Syurga bertambah, Cinta, maafkan aku masih belum bisa membuatmu bahagia. Padahal kau-lah Syurgaku, Bahagiaku………”
Ya ALLAH kini aku mengerti,,,,
Mengapa Engkau tidak mempertemukan aku dengan si cakep, si terkenal ato si tajir dalam pernikahanku…aku baru menyadari semuanya ya Rabb…
Seandainya,
Jika aku menikah dengan seseorang karena “Cakep”nya
Mungkinkah ia akan ada di sampingku saat keadaanku seperti ini?
Pastilah jawabannya tidak, karena dengan fisiknya yg “cakep” dia masih bisa mencari pengganti yg lebih cantik dariku
Jika aku menikah dengan seseorang karena “ Terkenal” nya
Mungkinkah dia akan melantunkan ayat suci al-qur’an untukku disaat seperti ini?
Pastilah jawabnnya tidak, karena dengan keadaanya yg super terkenal dy akan tetap menjadi orang sibuk bahkan mungkin bisa berpindah ke laen hati.
Jika aku menikah dengan seseorang karena “ tajir”nya
Mungkinkah dia akan meluangkan waktu untuk menemaniku bercerita
Mungkin jawabnnya juga tidak, karena dengan uang yang ia miliki, ia bisa membayar siapa saja untuk menemaniku…..
Ya ALLAH, Ampuni dosa Hamba,,,
Dulu di saat kesempatan dan kesehatan itu masih ada, aku sering menyia-nyiakan AnugerahMU…..
Suamiku sangat Istimewa, kutarik kembali ucapanku yang mengatakan dia biasa saja.
Dia Cakep, Cakep akan akhlak yang baek
Dia terkenal, sifatnya yang ramah dan santun membuat dirinya dikenal oleh orang-orang di sekitar.
Dia Kaya, kaya akan Hati, ilmu Agama dan diimbangi ilmu dunia…
Semangatku untuk bisa sembuh sangat kuat, banyak hal yang harus kubayar ketika aku sembuh,,,inilah janjiku. Ketekadanku membuat bibirku bergerak pelan dan mengeleuarkan suara parau……..
“ ALLAHU AKBAR…..bibirmu bergerak Cinta, bisikkanlah jika ingin mengatakan sesuatu….” Suamiku mendekatkan telinganya ke bibirku
“ Aaaaa……..aaaakkk…..aaa…kku….Ciiii…..cccCiiiN…..Taaaaa”
Ya ALLAH begitu sulit untuk mengucapnya, kulihat secerca kebahagiaan di pancaran mata suamiku, seprtinya dia mengerti ucapanku….
“ AKu juga mencintaimu Cinta………Karena ALLAH “ bisikknya pelan…
AKU MENCINTAIMU, KAULAH SYURGAKU…..SUAMIKU…teriakku dalam hati….
AlhamduliLLah selesai.......
Semoga bisa meNgaMbil Hikmah dari Crta " Bidadari Dunia Mencari Bekal Untuk Akhirat
silahkan gabung>>>>> ~*_ IjiNkan Ku Jemput Jodohku _*~.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hukum “Pedekate” dengan Facebook dan Alat Komunikasi / sosmed Lainnya
Assalamualaikum wr.wb. Berikut ini adalah salah satu hasil bahtsul masail diniyyah atau pembahasan masalah keagamaan oleh Forum Musyawarah P...
-
Seringkali kita dijebak dengan pertanyaan yang dapat mengguncang tauhid, semisal: “Allah bersifat Maha Kuasa (Qadiran, Muridan). Pertaannya...
-
Syaikh Ibnu Yamun mengisyaratkan hal-hal yang utama untuk berbulan madu, dengan ucapannya: وفضلن غرة الشهر فقد # فضل الايام قل يوم ال...
-
Pada suatu malam Budi, seorang eksekutif sukses, seperti biasanya sibuk memperhatikan berkas-berkas pekerjaan kantor yang dibawanya p...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar