Suatu Ketika Kiai Noerhasan membawa kedua putra beliau yang masih kecil belia kiai Bahar bin Noerhasan dan Kiai Nawawi bin noerhasan (ayahanda dari Kyai Muhammad Kholil dan kiai Noerhasan bin Nawawi yang telah kita ceritakan diatas atau page awal) dari sidogiri pasuruan bersilaturahmi ke ponpes Syaikhona Kholil Bangkalan bin Abdul Latif.
Ketika Kiai Kholil Bangkalan belajar di sidogiri di era kepemimpinan Kiai noerhasan dimana belaiu pergi bolak balik (selama dalam perjalan menuntut ilmu beliau mengisinya dengan ibadah membaca surat yasin sebanyak 41x) ke ponpes sidogiri untuk mengaji kepada kiai noerkhasan, adalah satu kisah yang menarik yang menunjujkkan ketawaddhuan beliau terhadap para guru2nya di sidogiri suatu saat santri kholil bersama dengan kawan-kawan santrinya yang lainnya sedang makan bersama2 (kalo sekarang mungkin kebiasaan ini di sebagian ponpes di sebut mayoran).
Ketika sedang asyik makan bersama-sama datanglah ayam memakan nasi bagian santri kholil, melihat hal itu kawan2 santri yang lainnya berusaha untuk mengusir ayam tersebut.Melihat hal itu mencegahlah Kholil muda akan perbuatan temannya sambil berkata:
Kholil Muda: wis tak osah e oddek ajem jareyah penneng beih ngakan tang nase kengpolanah ajem areyah ajemma tang kyaeh / guruh
(sudah dibiarkan saja jangan kau usir ayam itu biarkan saja memakan nasi bagian saya karena ayam tsb adalah ayam guru / ustad saya)
BEGITU TAWADDHU DAN HORMATNYA YAI KHOLIL BANGKALAN DENGAN GURUNYA BAHKAN DENGAN HEWAN PELIHARAAN GURUNYA MAKA PANTASLAH JIKA BELIAU DIANGKAT OLEH ALLAH MENJADI SEBAGIAN DARI WALI-WALINYA
Bertemulah Kiai noerhasan dengan syaikhona kholil dan saling bersilaturahmi satu sama lain, terlihat kedua putra kiai noerhasan oleh mbah yai syaikhona kholil bangkalan. Bertanyalah mbah yai kholil kepada kedua anak kecil putra guru beliau tsb
Mbah yai kholil: Cong (Bahar dan Nawawi) mon kakeh melle kammah tak akonjengan eatere berkat apa entar de konjengan pas olle berkat?.
(Bahar dan Nawawi manakah yang paling enak dan paling kau senangi datang ke kondangan / hajatan dapat berkat ataukah tidak usah datang ke kondangan / hajatan di rumah saja dank au dapat berkat)
Nawawi kecil: Kaolah Nyamanan entar akonjengan ole berkat.
(mbah yai saya lebih suka datang pergi ke kondangan / hajatan dapat berkat)
Bahar Kecil: Manabih Kaolah Nyaman e atere berkat tapeh tak Osa Akonjengan.
(mbah yai kalau saya lebih suka dirumah saja tapi di antarkan / mendapat berkat tanpa capek2 / susah mendatangi kondangan / hajatan)
SEKETIKA ITU PULA MBAH YAI KHOLIL MENDOAKAN MEREKA BERDUA AGAR HAJATNYA DIKABULKAN DAN DIBERIKAN ILMU TERNYATA PERTANYAAN TSB ADALAH ALAMAT / PERTANDA KEPADA KEDUA PUTRA KIAI NOERHASAN SIDOGIRI
1.KIAI NAWAWI ---> pergi kekondangan/hajatan untuk mendapatkan berkat alamatnya untuk memperoleh ilmu harus dengan mujahadah dan melalui perjuangan yang berat diantaranya harus menuntut ilmu di mekkah.
2.KIAI BAHAR---> dirumah saja tanpa pergi ke kondangan/hajatan tapi di beri atau dikirimi berkat alamatnya dalam menuntut ilmu akan di beri kemudahan (ilmu ladunni) menurut catatan beliau hanya mondok sekali di ponpesnya mbah yai kholil bangkalan ketika masih kecil dan tidak lama beliau sudah keburu di usir oleh mbah yai kholil karena sudah alim.
Dalam mudzakarah kitab, kiai nawawi tidak pernah menang dari kiai bahar, bahkan saking alimnya mbah yai bahar kitab2 karangan guru kiai nawawi yang di mekkah al mukarromah di tashihkan oleh kiai bahar, ketika adiknya kiai nawawi pulang dari mekkah mbah yai bahar memberikan beberapa catatan kecil terhadap kitab karangannya guru kiai nawawi, dan disuruhnya kiai nawawi untuk mengantarkannya ke gurunya beliau, betapa kagetnya guru kiai nawawi sidogiri mengetahui ada suatu syeikh atau kiai (orang ajam) di tanah jawa yang alim memberikan catatan atas karya beliau.
Khususan Ila ruhi mbah yai noerhasan, mbah yai bahar bin noerhasan , mbah yai nawawi bin noerhasan sidogiri , mbah yai kholil bin abdul latif bangkalan
Alfatihah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar