Senin, 28 Oktober 2013

Edisi: Dzikir Part 2

Dzikir merambah aspek yang luas dalam diri manusia. Karena dengan dzikir, pada hakikatnya kita sedang berhubungan dengan Allah. Dzikir juga merupakan makanan pokok bagi hati setiap mukmin, apabila dzikir itu ditinggalkan maka hati kita akan berubah menjadi kuburan. Dzikir juga diibaratkan seperti bangunan suatu negeri, tanpa dzikir sebuah negeri akan hancur porak-poranda bangunannya. Rasulullah saw. menggambarkan perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah seperti orang yang hidup, sementara orang tidak berdzikir kepada Allah sebagai orang yang mati. Hadist Rasulullah: 'Dari Abi Musa ra a berkata: bahwa Rasulullah saw bersabda perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dan orang yang tidak berdzikir adalah perumpamaan orang yang hidup dan mati." (HR. Bukhari)

Kewajiban kita hendaknya senantiasa menggemuruhkan kalimat-kalimat agung itu dalam detak jantung kita, mengkristalkannya dalam relung hati kita, melantunkannya lewat bibir-bibir kita, memekarnya dalam perilaku kita semua dan menancapkannya dalam sujud-sujud kita. Rasulullah saw. bersabda: 'Ucapan yang paling Allah sukai itu ada empat yaitu Subhanallah, Alhamdulillah, La Ilaha Illalah, Allahu Akbar. Tidak ada bahaya darimanapun kamu mulai." (HR. Muslim).

Dzikir kepada Allah adalah surga Allah di dunia. Dia indah dan penuh pesona, menakjubkan dan menetramkan. Di dalamnya ada bunga-bunga wangi yang dapat dihirup jiwa. Barang siapa yang tidak pernah menginjakkan kakinya di surga dunia Allah, kita tidak akan pernah menginjakkan kakinya di surga akhirat Allah. Dzikir adalah penolong yang melenyapkan kelelahan dan keletihan jiwa serta kehampaan murni, jalan pintas untuk meraih kebahagiaan dan merengkuh kemenangan serta balsem yang senantiasa memberikan kehangatan ruhani dan sekaligus memberikan kesembuhan jiwa.

Dalam dzikir jiwa kita terasa dekat dengan Sang Mahakasih, merasa teduh dalm naungan cintaNya, hangat dalam dekapan kasihNya. Dzikir adalah penerang, penenang, penyadar dan senjata ampuh pemusnah kesuntukkan pikiran, pelenyap tumpukan duka lara. Kalau kita selalu berdzikir kepada Allah senantiasa bersinar jiwanya dan bercahaya tingkah lakunya.

Ketenangan batin tersimpan dalam gema dzikir yang bertalu-talu, dalam denting tahmid yang mendayu-dayu. Dalam kalimat tauhid yang menggebu dan dalam tasbih yang bergelora menghangatkan jiwa kita. Dzikir merupakan ibadah jiwa dan lidah yang melintasi semua zaman. Dzikir harus hadir dalam detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun hingga kematian menjemput kita. Brdzikirlah dalam keadaan apa saja, misal: berdiri, duduk atau berbaring. Kita wajib mengingatNya saat berada di daratan, lautan, padang pasir, mall, pasar atau di udara sekalipun. Dengan terang-terangan atau sembunyi-sembunyi, dalam gelap-terang, gunung-lembah. Dzikir harus senantiasa bergema di seluruh nafas kehidupan kita.

Allah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nam) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya." (QS. Al-Ahzab: 41).

"Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai." (QS. Al-A'raf: 205).

Tidak ada komentar:

Hukum “Pedekate” dengan Facebook dan Alat Komunikasi / sosmed Lainnya

Assalamualaikum wr.wb. Berikut ini adalah salah satu hasil bahtsul masail diniyyah atau pembahasan masalah keagamaan oleh Forum Musyawarah P...