Selasa, 29 Oktober 2013

ARTI KETULUSAN MENCINTAI

ISTERI : Mas ga sedih kan kita kembali hidup miskin seperti sekarang ini? 

SUAMI : Ya enggak lah. 

ISTERI : Mas ga marah lagi sama Allah kan? 

SUAMI : Ya percuma aja Mas marah sama Allah, Gada yang bisa melawan kuasa-Nya, kecuali kehendak-Nya sendiri. 

ISTERI : Terima kasih ya Mas (sambil tertunduk).

SUAMI : Terimakasih untuk apa ? 

ISTERI : Terimakasih untuk membawa aku tamasya, dalam petualangan yang seru sempat menikmati rizki Allah dengan melimpahnya rahmat-Nya kepada keluarga kita Mas. 

SUAMI : Adik nyindir Mas, atau marah sama Mas? 

ISTERI : Adik serius Mas, semua yang kita alami selama berumah tangga ini, pahit dan manisnya, adik anggap ini cara Allah memperkenalkan diri-Nya kepada kita. 

SUAMI : Apa yang sudah adik kenali dari Allah? 

ISTERI : Bahwa Allah itu Maha Kuasa, gak mungkin melawan takdir-Nya, bahwa Allah maha berkendak maka Allah angkat dan jatuhkan kita atas keinginan-Nya. 

SUAMI : Apa Allah sedang menjatuhkan kita sekarang? 

ISTERI : Apakah bisa dibilang Allah sedang menjatuhkan kita, jika kita diperintahkan 
mencium tanah untuk bersujud kepada-Nya? Apakah puncak Shalat itu ketika sedang berdiri Mas? 

SUAMI : Ya menurut Mas begitu. 

ISTERI : Tapi jika ketika kita sedang tidak mampu, kita bisa menggantikan puncak tersebut dengan duduk, atau berbaring sejajar dengan tanah, bukan itu yang tertinggi Mas. 

SUAMI : Terus dimana ? 

ISTERI : Justru ketika kita sedang tersungkur bersujud mencium bumi, itulah puncak tertinggi Shalat kita Mas. Ketika manusia merendahkan segala kesombongannya dan harus mencium bumi Allah. 

SUAMI : Subhanallah! 

ISTERI : Kita sekarang berada di puncak kehidupan kita Mas, kemiskinan kita adalah 
puncak terindah dari kehidupan yang kita alami. 

SUAMI : Tapi terasa pahiiiiiiiiiit. 

ISTERI : Sepahit lidah syuhada yang pucat, menatap kilatan tebasan pedang yang memenggal lehernya. 

SUAMI : Inilah nasib Mas yang terindah dan Mas tidak ingin memberikannnya pada 
siapapun. Sekarang Mas ikhlas,....ikhl ­as,..... (sambil tertawa lirih berlinang air mata....) 

ISTERI : Sabar ya Mas,.... adik akan terus berada disini di samping Mas. InsyaAllah, selama Mas tetap dalam syariat-Nya... 

SUAMI : Iya dik,.... Makasih udah nemenin Mas selama ini. 

ISTRI : Ya Allah Izinkan hamba tetap mendapinginya dalam keadaan apapun keadaannya....

Tidak ada komentar:

Hukum “Pedekate” dengan Facebook dan Alat Komunikasi / sosmed Lainnya

Assalamualaikum wr.wb. Berikut ini adalah salah satu hasil bahtsul masail diniyyah atau pembahasan masalah keagamaan oleh Forum Musyawarah P...