Minggu, 29 Desember 2013

KISAH MUALAF, ISLAMNYA MAHER ZAIN

Untuk mengenal lebih dekat penyanyi lagu berjudul Thank You Allah ini, Yahoo! Indonesia sempat berbincang dengan Maher Zain di sela kegiatannya yang padat di Jakarta. Kebetulan wawancara digelar hanya selang beberapa menit setelah diumumkannya berita kematian Osama bin Laden.

"Baru saja saya lihat beritanya di televisi. It's sad but good. Di satu sisi, dia seorang muslim. Dia saudara kita. Tapi apa yang dia lakukan itu salah. Islam tak pernah mengajarkan kita untuk membunuh orang-orang yang tak bersalah," ujar Maher.

Ternyata banyak yang orang belum tahu tentang pria kelahiran Lebanon, 16 Maret 1981 ini. Ternyata dia belum empat tahun memeluk agama Islam, dan sebelumnya ia pernah bekerja dengan produser musik Lady Gaga.

Simak perbincangan lengkap Yahoo! Indonesia dengan Maher Zain di bawah ini.

Apakah Anda sudah menekuni dunia nyanyi sejak kecil? ...

Sebenarnya saya baru mulai menyanyi sekitar 3,5 tahun yang lalu. Sebelumnya saya sudah bergerak di industri musik, tapi sebagai produser, bukan penyanyi.

Sesekali saya nyanyi juga, tapi biasanya hanya untuk demo. Saya dulu kerja dengan Red One (produser Lady Gaga, Jennifer Lopez, dll), saya banyak membantu di produksi musik dia.

“"Salah satu yang membuat saya terus melaju adalah karena banyaknya penggemar yang bilang bahwa lagu saya mengubah hidup mereka. "”

Lalu apa yang membuat Anda akhirnya beralih jadi penyanyi lagu religi? ...

Sampai 3,5 tahun yang lalu, saya jauh dari agama. Jauh dari Allah. Tapi alhamdulillah setelah itu saya memeluk Islam dan sadar bahwa banyak sekali yang bisa saya bagikan kepada anak-anak muda seusia saya dan yang berada di situasi yang sama dengan saya.

Saya ingin bisa menginspirasi mereka. Karena itulah akhirnya saya memutuskan untuk meninggalkan industri musik pop dan memilih jalan ini.

Sejak kapan Anda memeluk Islam? ...

Akhir tahun 2007, tepatnya bulan Ramadhan. Sebelumnya saya sangat tersesat dan serba bingung. Saya mulai mempertanyakan hal-hal seperti kenapa kita ada di dunia ini? Apa yang harus kita lakukan di sini? Apa tujuan kita hidup? Saya juga banyak berpikir tentang kematian, tentang kehilangan orang tua dan saudara-saudara.

Banyak sekali pikiran gila yang berkecamuk di benak saya, dan saya yakin banyak juga orang yang mengalami hal seperti ini.

Ditambah lagi saat itu saya berada di lingkungan yang buruk, dikelilingi teman-teman yang buruk pula. Alhamdulillah setelah saya memutuskan untuk memeluk Islam, saya mulai mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tadi. Sedikit demi sedikit saya mulai memahami.

Saat baru sampai di bandara Soekarno-Hatta, Anda disambut puluhan penggemar. Memang biasanya selalu seperti itu?

Tidak sama sekali. Itu terjadi juga di Malaysia, tapi sejujurnya saya nggak berharap banyak waktu saya datang ke Indonesia. Jadi sewaktu para penggemar menyambut kedatangan saya di bandara, saya sangat kaget. Indonesia mengagumkan sekali, fans di sini sangat suportif. Saya berterima kasih sekali atas dukungan mereka.

Sempat jalan-jalan di Jakarta? ...

Sayangnya tak ada waktu. Saya hanya sempat pergi ke sebuah pegunungan, saya lupa namanya, saat syuting sinetron Pesantren dan Rock n Roll. Itu pengalaman pertama saya berakting. Saya tak sabar melihat hasilnya.

Siapa inspirasi Anda dalam bermusik? ...

Passion bermusik sepertinya datang dari ayah saya, karena dia dulu juga seorang penyanyi. Keluarga ibu juga beberapa ada yang penyanyi. Tapi selama di dunia musik, saya belajar banyak dari Red One.

Apakah Anda berniat untuk merambah musik pop juga? ...

Insya Allah tidak. Lagi pula, apa yang dimaksud dengan musik pop? Apakah yang bisa untuk bergoyang? Apakah yang seperti lagunya Lady Gaga? Bagi saya, musik adalah musik. Jika musikmu bagus, pesannya akan sampai ke pendengar.

Sebagai penyanyi lagi religi, Anda termasuk orang yang religius juga kah? ...

Absolutely. Tapi apa sih definisi religius itu? Shalat, puasa, tentu saya jalankan. Tapi bagi saya Islam adalah jalan hidup. Bukan sesuatu yang saya jalankan sebagai sampingan. Islam is the way I'm living.

Berbuat baiklah pada sesama, hormati semua orang, jangan pernah sakiti orang tuamu bahkan dengan satu kata, apa pun yang diajarkan Islam, semuanya adalah hal yang baik. This is what Islam is for me and I'm trying to live it everyday.

Anda tinggal di Swedia. Sulitkah jadi seorang muslim di Swedia?

Nggak juga. Tentu saja agak lebih sulit dibandingkan muslim yang tinggal di Indonesia atau negara lain yang mayoritasnya pemeluk Islam.

Tapi alhamdulillah Islam sudah mulai berkembang di Swedia. Anak-anak muda muslim di sana sudah bisa memberi gambaran seperti apa Islam yang sesungguhnya dan orang-orang di sana pun sudah bisa melihatnya. Tentunya masih ada yang berpandangan negatif, tapi kami berusaha selalu mentolerir.

Apakah album Anda juga dijual di negara-negara yang mayoritasnya bukan muslim? ..

Saya rasa album saya bisa ditemukan di mana-mana. Bedanya, di banyak negara Barat, album saya tak akan ada di mall atau di toko CD besar, tapi hanya bisa diorder di iTunes, Amazon.com, atau di toko buku Islami.

Apa yang ingin Anda sampaikan lewat musik Anda? ..

Misi saya adalah membawa pesan perdamaian dan harapan, jadi inspirasi bagi pendengar untuk jadi lebih baik, dan menunjukkan karakter baik Islam.

Salah satu yang membuat saya terus melaju adalah karena banyaknya penggemar yang bilang bahwa lagu saya mengubah hidup mereka.

Banyak yang menangis mendengar lagu Insha Allah, Open Your Eyes, dan Thank You Allah, dan mereka bilang, "You don't understand how this song changed my life." Inilah yang membuat saya terus melakukan apa yang saya lakukan.

Bagaimana rasanya berduet dengan Fadly Padi? ...

Fadly is a very nice guy, orangnya sangat rendah hati. Dia di sini seorang bintang, tapi saat bertemu saya dia bilang bahwa dia penggemar saya juga. Saya belum pernah dengar lagu Padi sebelumnya, tapi kemarin saya sempat lihat video klip lagu religi yang Fadly nyanyikan, dan satu lagu yang jadi soundtrack Upin Ipin.

Anda juga sempat menyanyikan sepenggal lirik dalam Bahasa Indonesia. Sulitkah? ...

Nggak terlalu sulit. Saya sudah pernah diminta menyanyi dalam bahasa Inggris, Perancis, Arab, Turki, Urdu, Malaysia, dan Bahasa Indonesia.

Trik saya adalah menulis lirik bahasa tersebut sesuai dengan cara pengucapannya dalam bahasa Swedia, baru setelah itu saya nyanyikan.

Nah, masalahnya, saya baru dapat lirik berbahasa Indonesia ini saat sudah dalam perjalanan ke studio. Saya hanya punya waktu latihan selama 30 menit. Untungnya di studio ada Fadly dan orang-orang Sony Music yang membantu.

Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah. Aamiin.

KISAH MUALAF, ISLAMNYA MAHER ZAIN

Untuk mengenal lebih dekat penyanyi lagu berjudul Thank You Allah ini, Yahoo! Indonesia sempat berbincang dengan Maher Zain di sela kegiatannya yang padat di Jakarta. Kebetulan wawancara digelar hanya selang beberapa menit setelah diumumkannya berita kematian Osama bin Laden.

"Baru saja saya lihat beritanya di televisi. It's sad but good. Di satu sisi, dia seorang muslim. Dia saudara kita. Tapi apa yang dia lakukan itu salah. Islam tak pernah mengajarkan kita untuk membunuh orang-orang yang tak bersalah," ujar Maher.

Ternyata banyak yang orang belum tahu tentang pria kelahiran Lebanon, 16 Maret 1981 ini. Ternyata dia belum empat tahun memeluk agama Islam, dan sebelumnya ia pernah bekerja dengan produser musik Lady Gaga.

Malaikat Yang Masuk Sebelum Munkar Dan Nakir

Abdullah bin Salam meriwayatkan: Sebelum malaikat Munkar dan Nankir datang maka ada seorang malaikat yang lebih dulu mendatangi mayit. Malaikat ini wajahnya cemerlang seperti matahari, namanya Malaikat Rumman. ia duduk didekat mayit sambil berkata : “Tulislah perbuatanmu dari yang baik maupun yang buruk !”. Lantas mayit itu bertanya : “Dimana aku Menulis ? Mana pena dan tintaku?”.Malaikat itu berkata :”Air liurmu adalah tintamu, jari-jarimu sebagai penamu”. Mayit kemudian bertanya lagi :”Diatas apa aku menulis, padahal aku tidak mempunyai buku?. Malaikat tadi merobek kain kafannya sepotong lalu memberikan kepadanya, seraya berkata : “Ini adalah bukumu, dan tulislah”.

Kemudian mayit menulisi seluruh amal yang pernah di lakukan semasa hidup di dunia tentang kebaikannya. Ketika sampai pada kejelekannya ia merasa malu untuk menulisnya. Malaikat lantas bertanya : “Wahai orang yang bersalah, kenapa kamu tidak merasa malu kepada Dzat Yang Menciptakanmu dalam melakukan keburukan di dunia, sekarang kamu merasa malu kepadaku”. Malaikat itu langsung mengangkat gadanya dan dihantamkan pada tubuh si mayit.

Setelah dihantamkan gada, si mayit berkata :”Bangunkanlah aku sehingga aku menulis kejelekanku”. Akhirnya si mayit menuliskan segala perbuatannya, yang baik maupun yang buruk. Selanjutnya malaikat memerintahkan mayit untuk melipat bukunya dan menstempelkannya. Si mayit lantas bertanya : “Dengan apa aku menstempelkannya, padahal aku tidak punya stempel?”. Malaikat berkata : “Stempelkanlah buku catatanmu itu dengan kukumu. Akhirnta mayit menstempel buku catatan amalnya dengan kukunya. Kemudian si mayit menggantungkan buku itu di lehernya sampai hari kiamat. Sebagaimana keterangan dalam firman Allah Ta’ala :

“Dan tiap-tiap manusia telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. dan kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka”. (surat Al-Isra : 13)

Setelah itu, masuklah Malaikat Munkar dan nakir seperti masuknya Malaikat yang pertama. Ketika orang yang ahli maksiat itu melihat bukunya di hari kiamat, maka Allah memerintahkan untuk membacanya. lalu hamba itu membaca catatan amalan tentang kebaikan-kebaikannya, ketika sampai pada catatan amal keburukanya ia terdiam. Allah lantas bertanya : “Kenapa kamu tidak membaca”. Hamba itu menjawab : “Aku merasa malu pada-Mu”. Allah kemudian berfirman : “Kenapa kamu tidak malu melakukan maksiat sewaktu di dunia, sekarang kamu baru merasa malu padaKu”. Si hamba kemudian menyesal dengan penyesalan yang tiada arti. Setelah itu, Allah berfirman kepada malaikatNya : “Ambillah hamba ini dan belenggulah, kemudian lemparkanlah dia ke dalam neraka”.

Astagfirullah.....

Ya Allah, aku telah banyak berbuat zhalim terhadap diriku sendiri, dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau, maka curahkanlah ampunan dan belas kasih kepadaku dari sisi-Mu. Sungguh Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Aamiin.

Malaikat Yang Masuk Sebelum Munkar Dan Nakir

Abdullah bin Salam meriwayatkan: Sebelum malaikat Munkar dan Nankir datang maka ada seorang malaikat yang lebih dulu mendatangi mayit. Malaikat ini wajahnya cemerlang seperti matahari, namanya Malaikat Rumman. ia duduk didekat mayit sambil berkata : “Tulislah perbuatanmu dari yang baik maupun yang buruk !”. Lantas mayit itu bertanya : “Dimana aku Menulis ? Mana pena dan tintaku?”.Malaikat itu berkata :”Air liurmu adalah tintamu, jari-jarimu sebagai penamu”. Mayit kemudian bertanya lagi :”Diatas apa aku menulis, padahal aku tidak mempunyai buku?. Malaikat tadi merobek kain kafannya sepotong lalu memberikan kepadanya, seraya berkata : “Ini adalah bukumu, dan tulislah”.

YANG DIIRIKAN DAN DIINGINI GUS DUR


Suatu ketika saat sedang berdua dengan Gus Dur beliau bercerita banyak hal tentang keteladanan ulama-ulama terdahulu. Saat beliau pergi ke Baghdad Irak di tahun 1991 bersama Ibu Sinta Nuriyah dan adik bungsunya, Hasyim Wahid, di sela-sela dialog saya bertanya kepada Gus Dur: “La menawi ingkang dipun pengini Bapak piyambak nopo?” (Kalau bapak sendiri penginnya apa).

Jawab Gus Dur: “Jan jane aku iku lo iri karo Kanjeng Nabi”, beliau sambil ngekek tertawa. “Lo nganti saiki ora mandeg-mandeg walaupun sak detik ummate moco sholawate Kanjeng Nabi terus ra ono watese. Iku kerana welas asihe Kanjeng Nabi maring ummate.”(Aku lho iri sama Kanjeng Nabi Saw. Karena sampai saat ini tidak pernah lewat sedetikpun ummatnya berhenti, terus siang malam tak ada batasnya membacakan sholawat Nabi Saw.)

Nek diarani kepengin, aku mung pengin nek aku mati wong-wong iku ora mandeg macakna meski mung Fatehah kanggo aku” (Kalau dianggap saya punya keinginan, aku hanya ingin jika aku meninggal nanti orang-orang tidak berhenti mendoakan saya meskipun hanya dengan membacakan surat al-Fatihah), imbuh Gus Dur.

Dan nanti kalau ada kesempatan, ziarahlah kamu ke Syaikh Abdul Qodir Jailani di Baghdad,” kata beliau lagi.

Nggih Pak,” jawabku.

Dari kalimat di atas saya memahaminya seperti ini: meskipun Gus Dur sedang memerankan peran apapun di dunia baik sebagai Kyai, Ketua Umum PBNU, Ketua Dewan Syuro PKB, Politisi, Budayawan, Presiden WCRP, Presiden RI, maupun Guru Bangsa, Gus Dur tetap merasa tidak menjadi apa-apa. Dan semuanya itu hanya jalan untuk mendapatkan ridha Nya Allah Swt. (Sumber cerita: Gus Nuruddin Udien Hidayat).

Lahu al-Fatihah…
____________________
Allahumma shalli wasallim wabarik ‘ala Sayyidina Muhammadin wa’ala Aalihi wa Shahbihi ajma’in.

YANG DIIRIKAN DAN DIINGINI GUS DUR


Suatu ketika saat sedang berdua dengan Gus Dur beliau bercerita banyak hal tentang keteladanan ulama-ulama terdahulu. Saat beliau pergi ke Baghdad Irak di tahun 1991 bersama Ibu Sinta Nuriyah dan adik bungsunya, Hasyim Wahid, di sela-sela dialog saya bertanya kepada Gus Dur: “La menawi ingkang dipun pengini Bapak piyambak nopo?” (Kalau bapak sendiri penginnya apa).

SEMUA HIDUP DALAM SATU BAHTERA


Konflik antar-aliran dalam Islam timbul karena pemahaman yang dangkal terhadap agama. Ulama sering membungkus kepentingan duniawi dengan dalih agama. Muslim Indonesia mempunyai budaya hidup rukun.

Sebagai negara berpenduduk Islam terbesar di dunia, Indonesia menjadi aset Islam yang tak ternilai. Akan tetapi sejarah keberagaman di Indonesia sering dicoreng tindak kekerasan berdalih agama. Hal ini menjadi perhatian al-Habib Umar bin Hafidz, ulama pluralis dari Tarim, Yaman. Ulama kelahiran Tarim, Yaman 27 Mei 1963 ini adalah pendiri Rubath Darul Mustafa yang oleh koran The New York Times digambarkan sebagai tempat multikultrural yang disesaki pelajar dari Indonesia hingga California.

Dengan visi kemajemukannya, ulama penghafal al-Quran ini memberikan banyak ceramah di berbagai pusat kebudayaan dan pendidikan Islam, termasuk beberapa universitas di Inggris, Amerika Serikat dan Kanada.

Oleh Center for Muslims-Christian Understanding, Georgetown University, Amerika Serikat, putra mufti kota Tarim, al-Habib Muhammad bin Salim, itu dimasukkan di antara 50 nama dalam “The World’s 500 Most Influential Muslims 2009.”

Salah satu aksi penting yang dilakukan sebelumnya adalah penandatanganan Risalah Amman (2005) dan A Common Word atau Kalimatun Sawa (2007). Pakta pertama adalah pengakuan adanya beberapa madzhab dalam Islam dan yang kedua adalah surat terbuka para ulama kepada pemimpin Kristen yang kemudian direspons positif sebagai inisiatif dialog antar-iman yang cukup berpengaruh.

Dalam kesempatan bulan-bulan yang lalu al-Habib Umar bin Hafidz melakukan lawatan ke Indonesia. Diantara agendanya adalah memberikan ceramah di Universitas Paramadia, Monumen Nasional, dan di kawasan Puncak, Bogor. Dan al-Habib Umar bin Hafidz berkesempatan menerima wawancara dari GATRA sebagai berikut:

*************************************

“Bagaimana Anda melihat umat Islam di Indonesia?”

Orang Indonesia punya dasar yang baik untuk bisa hidup bersama dengan keberagaman. Kalau ada sedikit konflik atau perseteruan, tentunya pengaruh dari apa yang datang setelahnya. Namun pada intinya, potensi untuk toleransi yang baik itu ada di Indonesia. Cukup dengan berusaha sedikit saja, insya Allah akan terwujud toleransi seperti yang kita harapkan.


“Sampai sekarang masih terjadi sikap intoleransi, mengapa?”

Perbedaaan madzhab-madzhab dalam Islam bukanlah hal yang sifatnya prinsipil. Itu hanya “ranting dan cabangnya” agama. Sebaiknya itu bisa dipahami dengan baik agar tidak akan ada masalah. Yang jadi masalah, ketika seseorang dikuasai fanatisme berlebih pada madzhabnya, maka perilakunya saling menyakiti.


“Terkait dengan konflik bertema agama, apa saran Anda?”

Semestinya kita semua saling menghormati. Intinya, madzhab yang sudah dianut lebih dahulu oleh masyarakat Indonesia harus menunjukkan penghormatan pada madzhab baru. Tetapi madzhab yang masuk setelahnya harus mampu menunjukkan penghormatan yang lebih besar.


“Apa faktor yang menjadi pendukungnya?”

Ini menjadi fenomena pribadi mereka (ulama) masing-masing yang pemahaman agama Islamnya mungkin kurang benar. Mengkafirkan seseorang itu tidak diperbolehkan, kecuali pada kenyataannya orang itu memang kafir. Atau bisa jadi mereka melakukan hal tersebut karena faktor-faktor duniawi dengan mencari pembenaran atas nama agama.


“Di negara Islam lain apakah konflik madzhab masih menjadi masalah?”

Pada masa lalu sebenarnya tidak ada. Di setiap negara terdapat dua madzhab berbeda, bahkan bisa lebih, namun hidupnya stabil tanpa ada masalah. Tetapi perkembangannya, apa yang saya istilahkan sebagai misionaris madzhab mulai mengorek-ngorek dan tentunya bisa merangsang terjadinya konflik.


“Saran untuk muslim di Indonesia?”

Semua madzhab yang ada jangan sampai saling mengganggu dan mencela. Kita mengarahkan kalau di satu daerah telah bermukim sebuah madzhab mayoritas, maka agar madzhab lain tidak masuk ke sana karena bisa menimbulkan gesekan-gesakan. Di dalam Islam itu dianjurkan untuk berbuat dan berhubungan baik dengan setiap orang termasuk mereka yang tidak mengucapkan dua kalimat syahadat. Tapi kalau di satu tempat ada agama tertentu yang jadi mayoritas maka harus diperhatikan perasaan umatnya. Kalau tidak bisa saja menyinggung perasaan yang mayoritas.


“Adakah negara Islam yang bisa menjadi model toleransi umat?”

Saya tidak bisa sebut contoh negaranya. Namun pada intinya jika pendidikan agama tersebar dengan baik maka tentunya akan terjadi apa yang disebut toleransi.


“Bagaimana menyikapi potensi konflik antar-iman yang ada?”

Hal fundamental dalam Islam menyebutkan tidak ada paksaan bagi siapapun untuk masuk Islam. Makanya, yang terpenting adalah bagaimana menyampaikan hakikat Islam untuk semua manusia. Seorang Paulus di Mesir menyebut: “Tidak ada kemerdekaan yang hakiki bagi agamanya sampai datangnya ajaran Islam.”


“Menurut Anda bagaimana Islam di Indonesia?”

Saya rasa Islam di Indonesia punya rasa cinta tinggi pada Nabi. Hubungan emosional yang erat dengan Rasulullah pun bisa ditingkatkan dengan pembelajaran ilmu akhlak yang lebih dalam. Selain itu, peningkatan pemahaman pada norma-norma juga perlu ditingkatkan agar hubungan muslim dengan yang bukan muslim di Indonesia bisa semakin lebih baik. Umat Islam seharusnya menumbuhkan gambaran bahwa kita tinggal di satu bahtera bersama umat beragama lain. Seperti dalam satu perahu, ketika satu orang melubanginya dengan alasan apapun, tentunya akan membahayakan bagi semua orang di dalam perahu. Jadi silakan berbuat apapun, asalkan jangan lubangi perahunya.

*************************************

Disadur dari Majalah Gatra Edisi 05/XIX/06-12 Desember 2012 hlm. 80

SEMUA HIDUP DALAM SATU BAHTERA


Konflik antar-aliran dalam Islam timbul karena pemahaman yang dangkal terhadap agama. Ulama sering membungkus kepentingan duniawi dengan dalih agama. Muslim Indonesia mempunyai budaya hidup rukun.

SULUK KAUM SARUNGAN (SANTRI)



Ciri khas penampilan dalam berpakaian kaum sarungan (santri) adalah tidak lepas dari bakyak, sarung, baju koko dan kopyah. Banyak filosofi yang terkandung dalam simbolisasi penamaan pakaian kaum sarungan tersebut, diantaranya:

1. Bakyak asal katanya dari al-Baqa’ wa al-Yaqin. Ke mana-mana selalu ingat Allah, meyakini bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Kekal. Karena lidah Jawa sulit mengucapkannya makaBaqa’ dibaca “Bakyak”.

2. Sarung asal katanya dari Syar’an. Artinya dalam kehidupannya senantiasa mengamalkan syariat Islam. Karena lidah Jawa sulit mengucapkannya maka Syar’an dibaca “Sarungan”.

3. Baju koko asal katanya dari potongan ayat Walibasuttaqwa dzaliku khair (QS. al-A’raf ayat 26). Senantiasa mengingatkan bahwa pakaian taqwa adalah sebaik-baik pakaian. Karena lidah Jawa sulit mengucapkannya maka Taqwa dibaca “Koko”.

4. Kopyah asal katanya dari Khufyah, artinya disembunyikan. Walau kepala kita pintar dan jenius jangan dipamerkan dan jangan ditonjokan, tapi disembunyikan. Kalau orang pakai kopyah berarti mengingatkan untuk tidak sombong. Karena lidah Jawa sulit mengucapkannya maka Khufyah dibaca “Kopyah”.

Dalam Dalam suatu syair disebutkan:

وخي لباس المرء طاعة ربه * ولا خير فيمن كان لله عاصيا

“Baju dan hiasan yang paling indah adalah taat kepada Rabbnya # Dan tidak ada kebaikan bagi orang yang bermaksiat pada Allah.”

(Disarikan dari taushiyyah Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj Ketum PBNU di Pondok Pesantren Sulaiman Trenggalek). Wallahu al-Musta’an A’lam.

SULUK KAUM SARUNGAN (SANTRI)



Ciri khas penampilan dalam berpakaian kaum sarungan (santri) adalah tidak lepas dari bakyak, sarung, baju koko dan kopyah. Banyak filosofi yang terkandung dalam simbolisasi penamaan pakaian kaum sarungan tersebut, diantaranya:

KITA KALAH 3-0 DENGAN SETAN



Tasawuf itu tashfiyatulqulub dan tazkiyatunnufus (pensucian hati dan pembersihan jiwa).Tasawuf sudah ada sejak lama bahkan merupakan ahwal (kondisi/kebiasaan) para sahabat NabiSaw.

Saat perang Khandaq (parit) di madinah para sahabat diminta oleh Nabi Saw. untuk maju ke wilayah musuh sebagai mata-mata (intel). Tapi para sahabat diam, tidak ada yang mengajukan diri sampai beliau Saw. menawarkan siapa saja yang mau jadi intel akan beliau jadikan sahabat karib di surga. Mereka tetap diam. Akhirnya Nabi Saw. menunjuk salah seorang sahabat yakni Hudzaifah Ra. untuk menjadi mata-mata, dia yang menerima perintah tersebut.

Diamnya para sahabat terhadap perintah Nabi Saw. bukan merupakan ketidakpatuhan para sahabat terhadap perintah Nabi Saw. Akan tetapi mereka menjaga adab di hadapan beliauSaw. Mereka takut di saat mengajukan diri yang muncul adalah dorongan nafsu, ego mereka sendiri bukan karena Allah Swt.

Jangan sampai kita terlena dan terbuai oleh nafsu kita sendiri.

Dialog Imajiner Habib Luthfi dan Setan, “Kalah Telak 3–0”

Setan: Samlikum Bib.
Habib Luthfi: Samlikum, ada perlu apa neh Tan?

Setan: Mau silaturrahim. Ente sekarang makin terkenal Bib, hehehe…
Habib Luthfi: Oh, mau silaturrahim (hehe baru tahu dia siapa gue, hmmm setan aja sowan ke sini apalagi manusia, astaghfirullah gue kalah 1-0). Tan apa murid-murid saya masuk daftar orang-orang yang kalian goda atau nggak?

Setan: Ah nggak Bib, nggak berani saya sama murid-murid sampeyan Bib.
Habib Luthfi: Oh, Alhamdulillah (hmmm baru tahu lu ya kalau murid gue gak bisa digoda apalagi gue, hehehe, astaghfirullah gue kalah 2-0).

Setan: Ya iyalah Bib, murid sampeyan ngapain saya godain, gak digodain pun mereka sudah terbuai dan terlena sama nafsunya. Ngapaian repot-repot godain, saya sih liatin ajah sembari ketawa, hehehehe…

Habib Luthfi: Haahh, ternyata setan sekarang belum godain murid-murid gue, mereke cuma nonton sembari cekakak cekikik. Hmmm ternyata gue kalah 3-0 sekarang.


KITA KALAH 3-0 DENGAN SETAN



Tasawuf itu tashfiyatulqulub dan tazkiyatunnufus (pensucian hati dan pembersihan jiwa).Tasawuf sudah ada sejak lama bahkan merupakan ahwal (kondisi/kebiasaan) para sahabat NabiSaw.

TAK TERKENAL DI BUMI, TERKENAL DI LANGIT

Pada zaman Baginda Nabi Muhammad saw, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, bidang dadanya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan, kulitnya kemerah-merahan, wajahnya selalu melihat pada tempat sujudnya dan tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya.

Pemuda ini tidak pernah lalai dari membaca al-Quran dan senantiasa menangis. Pakaiannya hanya dua helai saja, sudah terlalu lusuh untuk dipakai sehinggakan tidak ada orang yang menghiraukannya.

Beliau tidak dikenal oleh penduduk bumi akan tetapi sangat terkenal di langit. Pemuda ini, jika bersumpah demi Allah pasti terkabul. Dia adalah Uwais al-Qarni. Beliau tidak dikenali dan miskin malah banyak orang yang suka mentertawakannya, mengejek-ejeknya, dan menuduhnya sebagai pencuri serta bermacam lagi penghinaan dilemparkan kepadanya.

Pemuda dari Yaman ini telah lama menjadi yatim, tidak mempunyai saudara mara kecuali hanya ibunya yang telah tua dan lumpuh. Untuk menyara kehidupan sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing.

Upah yang diterimanya hanya cukup untuk kehidupan harian bersama ibunya.Jika ada uang lebihan, beliau akan membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya. Walaupun dalam keadaan serba payah, beliau tidak pernah lalai dalam mengerjakan ibadahnya, sedikit pun tidak berkurang.

Sepanjang hidupnya, beliau melakukan puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya. Uwais al-Qarni telah memeluk Islam pada masa negeri Yaman mendengar seruan Nabi Muhammad saw yang telah mengetuk pintu hati mereka untuk menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tidak ada sekutu bagi-Nya.

Peraturan-peraturan yang terdapat di dalam agama Islam sangat menarik hati Uwais dan apabila seruan Islam datang di negeri Yaman, beliau segera memeluknya. Banyak rekan-rekannya yang telah memeluk Islam, pergi ke Madinah untuk mendengar secara langsung dakwah Nabi Muhammad saw.

Hati Uwais juga meronta-ronta untuk ke Madinah bertemu kekasih Allah, penghulu para Nabi tetapi beliau tidak mampu karena tidak mempunyai bekal yang cukup untuk sampai kesana. Apa lagi beliau perlu menjaga ibunya. Jika beliau pergi, siapa pula yang akan melihat ibunya.

Dikisahkan ketika terjadi perang Uhud, Rasulullah saw mengalami cidera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya.

Berita ini akhirnya sampai kepada Uwais. Lalu ia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada baginda saw, sekalipun beliau belum pernah melihat Rasulullah saw.

Hari berganti hari dan musim pun berlalu, kerinduannya terhadap Rasulullah tak dapat dibendung lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya dalam hati, bisakah dirinya baru dapat menziarahi Nabi saw dan memandang wajah beliau dari dekat?

Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi menziarahi Nabi saw di Madinah.

Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau memahami perasaan Uwais, dan berkata,

Pergilah wahai anakku! Temuilah Nabi dirumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang.

Dengan perasaan gembira yang amat sangat, Uwais berkemas untuk berangkat dan sebelum pergi, beliau menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya sepanjang kepergian beliau.

Sesudah mencium tangan ibunya yang tercinta, berangkatlah Uwais menuju ke Madinah yang jaraknya sekitar empat ratus kilometer dari Yaman.

Dengan waktu yang cukup lama akhirnya tibalah Uwais al-Qarni di kota Madinah. Segeralah ia menuju ke rumah Nabi saw, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah Sayyidatina Aisyah r.a., sambil menjawab salam Uwais. Segera saja Uwais menanyakan Nabi saw yang ingin ditemuinya.

Namun ternyata baginda saw tidak berada di rumah melainkan berada di medan perang. Betapa kecewa hati sang perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tidak berada di rumah.

Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi saw dari medan perang. Tapi, beliau teringat akan pesan ibunya sudah tua dan senantiasa dalam keadaan tidak sehat itu, agar ia cepat pulang ke Yaman, Engkau harus lekas pulang. Disebabkan ketaatan kepada ibunya, pesanan ibunya itu telah mengalahkan suara hati untuk menunggu Nabi saw.

Ia akhirnya memohon kepada Sayyidatina Aisyah r.a. untuk pulang kembali ke Yaman. Uwais lalu menitipkan salamnya kepada Nabi saw dan melangkah pulang dengan perasaan hampa karena tidak dapat bertemu dengan Kekasih Allah.

Sepulangnya dari perang, Nabi saw langsung bertanya tentang kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad saw menjelaskan bahwa Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Beliau adalah penghuni langit (sangat terkenal di langit).

Mendengar perkataan baginda Rasulullah saw, Sayyidatina Aisyah r.a. dan para sahabatnya tertegun seketika. Lalu kata Sayyidatina Aisyah r.a., memang benar sebelum ini ada seseorang telah datang mencari Rasulullah saw tetapi orang itu segera pulang ke Yaman, kerana teringat akan ibunya yang sudah tua dan sakit sehinggakan beliau bimbang meninggalkan ibunya terlalu lama.

Rasulullah saw bersabda : Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah bahawa ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya.

Sesudah itu baginda saw, memandang kepada Sayyidina Ali k.w. dan Sayyidina Umar r.a. lalu bersabda: Apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya untuk kalian karena dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi.

Tahun berganti tahun dan Umar r.a menjadi khalifah kedua menggantikan Abu Bakar As-Siddiq yang telah wafat. Abu Bakar dipilih menjadi khalifah selepas Rasulullah saw wafat.

Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi saw tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera mengingatkan sahabatnya, Sayyidina Ali k.w. untuk mencari Uwais bersama.

Sejak itu, setiap kali ada kafilah yang datang dari Yaman, mereka berdua akan bertanya tentang Uwais al-Qarni, apakah ia turut bersama mereka. Diantara kafilah-kafilah itu ada yang merasa heran, apakah sebenarnya yang dicari oleh kedua-dua sahabat besar itu. Rombongan kafilah dari Yaman menuju ke Syam silih berganti membawa barang dagangan mereka.

Suatu ketika, Uwais al-Qarni turut bersama rombongan kafilah menuju kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman, bersegeralah khalifah Umar r.a. dan Sayyidina Ali k.w. mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka.

Rombongan itu mengatakan bahwa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawapan itu, mereka berdua bergegas menemui Uwais al-Qarni. Sesampainya di tempat Uwais, Khalifah Umar r.a. dan Sayyidina Ali k.w. memberi salam. Namun rupanya Uwais sedang melaksanakan solat. Setelah mengakhiri solatnya, Uwais menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman.

Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada ditelapak tangan Uwais, sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi saw. Memang benar! Dia penghuni langit. Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut, Siapakah nama saudara?

Lalu jawab Uwais, Abdullah. Mendengar jawaban itu, kedua sahabat itupun tertawa dan mengatakan : Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya ?

Uwais kemudian berkata: Nama saya Uwais al-Qarni.

Sepanjang perkenalan mereka, tahulah mereka bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, beliau baru dapat turut serta bersama rombongan kafilah dagang itu.

Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali k.w. memohon agar Uwais berkenan mendoâkan untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah: Sayalah yang harus meminta doa dari kalian. Mendengar perkataan Uwais, Khalifah berkata: Kami datang ke sini untuk mohon doa dan istighfar dari tuan.

Disebabkan didesak oleh dua sahabat besar ini, Uwais al-Qarni akhirnya mengangkat kedua belah tangannya lalu berdoa dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar r.a. berjanji untuk memberinya uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais sebagai biaya hidupnya. Uwais menolaknya dengan lembut dengan berkata: Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi.

Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam dan tidak langsung terdengar beritanya. Tapi diriwayatkan ada seorang lelaki pernah bertemu dan dibantu oleh Uwais.

Kata orang itu, waktu itu kami sedang berada di atas kapal menuju ke tanah Arab bersama para pedagang, tanpa disangka-sangka angin ribut bertiup dengan kencang. Akibatnya hempasan ombak menghantam kapal kami sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin berat.

Pada saat itu, kami melihat seorang lelaki yang mengenakan selimut berbulu di berada di satu sudut kapal lalu kami memanggilnya. Lelaki itu bangun lalu melakukan solat di atas air.

Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu. Wahai waliyullah, Tolonglah kami! Tetapi lelaki itu tidak menoleh. Lalu kami berseru lagi, Demi Zat yang telah memberimu kekuatan beribadah, tolonglah kami! Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata: Apa yang terjadi? Tidakkah engkau melihat bahwa kapal dibadai ribut dan dihantam ombak ?tanya kami.

Dekatkanlah diri kalian pada Allah ! katanya. Kami telah melakukannya. Keluarlah kalian dari kapal dengan membaca bismillahirrohmaanirrohiim! Kami pun keluar dari kapal satu persatu dan berkumpul di dekat itu. Pada saat itu jumlah kami lima ratus jiwa lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam, sedangkan perahu kami yang lain tenggelam ke dasar laut bersama isinya.

Lalu orang itu berkata pada kami , Tidak mengapalah harta kalian menjadi korban asalkan kalian semua selamat. Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah nama Tuan ? Tanya kami.

Uwais al-Qarni. Jawabnya dengan singkat. Kemudian kami berkata lagi kepadanya, Sesungguhnya harta yang ada di kapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim oleh orang Mesir. Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah kalian akan membagi-bagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah? tanya Uwais.

Ya,jawab kami. Orang itu pun melaksanakan solat dua rakaat di atas air, lalu berdoa. Setelah Uwais al-Qarni mengucap salam, tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menaikinya dan meneruskan perjalanan. Setibanya di Madinah, kami membagi-bagikan seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah sehingga tidak ada satupun yang tertinggal.

Beberapa waktu kemudian, tersiarlah khabar bahawa Uwais al-Qarni telah pulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia hendak dimandikan tiba-tiba terlalu banyak orang yang berebut hendak memandikannya.

Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafankan, begitu ramai orang yang menunggu untuk mengkapannya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai.

Ketika usungan dibawa menuju ke perkuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebut hendak mengusungnya.

Meninggalnya Uwais al-Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan penduduk Yaman. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenali datang untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tidak dihiraukan orang.

Sejak ia dimandikan sampailah ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, ada saja orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu.

Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka tertanya-tanya: Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qarni ? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang tidak memiliki apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala kambing dan unta? Tetapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal.

Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang diturunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahui siapa Uwais al-Qarniyang ternyata tidak terkenal di bumi tapi terkenal di langit.

TAK TERKENAL DI BUMI, TERKENAL DI LANGIT

Pada zaman Baginda Nabi Muhammad saw, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, bidang dadanya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan, kulitnya kemerah-merahan, wajahnya selalu melihat pada tempat sujudnya dan tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya.

Pemuda ini tidak pernah lalai dari membaca al-Quran dan senantiasa menangis. Pakaiannya hanya dua helai saja, sudah terlalu lusuh untuk dipakai sehinggakan tidak ada orang yang menghiraukannya.

Beliau tidak dikenal oleh penduduk bumi akan tetapi sangat terkenal di langit. Pemuda ini, jika bersumpah demi Allah pasti terkabul. Dia adalah Uwais al-Qarni. Beliau tidak dikenali dan miskin malah banyak orang yang suka mentertawakannya, mengejek-ejeknya, dan menuduhnya sebagai pencuri serta bermacam lagi penghinaan dilemparkan kepadanya.

Jumat, 27 Desember 2013

Kata Kata Bijak Para Khalifah dan Para Ulama

Orang yang tidak menguasai matanya, hatinya tidak ada harganya
-Khalifah Ali bin Abi Talib-

Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan.
-Khalifah Ali bin Abi Talib-

Nilai seseorang sesuai dengan kadar tekadnya, ketulusannya sesuai dengan kadar kemanusiaannya, keberaniannya sesuai dengan kadar penolakannya terhadap perbuatan jahat dan kesucian hati nuraninya sesuai dengan kadar kepekaannya terhadap kehormatan dirinya.
-Khalifah Ali bin Abi Talib-

Orang yang terlalu memikirkan akibat dari sesuatu keputusan atau tindakan, sampai bila-bilapun dia tidak akan menjadi orang yang berani.
-Khalifah Ali bin Abi Talib-

Orang-orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal, kepercayaan, cinta, dan rasa hormat.
–Khalifah Ali bin Abi Thalib-

Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak.
–Khalifah Ali bin Abi Thalib-

Selemah-lemah manusia ialah orang yg tak mau mencari sahabat dan orang yang lebih lemah dari itu ialah orang yg mensia-siakan sahabat yg telah dicari.
–Khalifah Ali bin Abi Thalib-

Perkataan sahabat yg jujur lebih besar harganya daripada harta benda yg diwarisi darinenek moyang.
–Khalifah Ali bin Abi Thalib-

Selemah-lemah manusia ialah orang yg tak boleh mencari sahabat dan orang yang lebih lemah dari itu ialah orang yg mensia-siakan sahabat yg telah dicari
–Khalifah Ali bin Abi Thalib-

ABU BAKAR :
1. Sesungguhnya seorang hamba itu bila merasa ujub kerana suatu perhiasan dunia, niscaya Allah akan murka kepadanya hingga dia melepaskan perhiasan itu.
2. Semoga aku menjadi pohon yang ditebang kemudian digunakan.
3. Dia berkata kepada para sahabat,”Sesungguhnya aku telah mengatur urusan kamu, tetapi aku bukanlah org yg paling baik di kalangan kamu maka berilah pertolongan kepadaku. Kalau aku bertindak lurus maka ikutilah aku tetapi kalau aku menyeleweng maka betulkan aku!”

UMAR BIN KHATTAB :
1. Jika tidak karena takut dihisab, sesungguhnya aku akan perintahkan membawa seekor kambing, kemudian dipanggang untuk kami di depan pembakar roti.
2. Barangsiapa takut kepada Allah SWT nescaya tidak akan dapat dilihat kemarahannya. Dan barangsiapa takut pada Allah, tidak sia-sia apa yang dia kehendaki.
3. Wahai Tuhan, janganlah Engkau jadikan kebinasaan umat Muhammad SAW di atas tanganku. Wahai Tuhanku, umurku telah lanjut dan kekuatanku telah lemah. Maka genggamkan (matikan) aku untukMu bukan untuk manusia.

SAYIDINA ALI KARAMALLAHU WAJHA :
1. Cukuplah bila aku merasa mulia karena Engkau sebagai Tuhan bagiku dan cukuplah bila aku bangga bahawa aku menjadi hamba bagiMu. Engkau bagiku sebagaimana yang aku cintai, maka berilah aku taufik
sebagaimana yang Engkau cintai.
2. Hendaklah kamu lebih memperhatikan tentang bagaimana amalan itu diterima daripada banyak beramal, kerana sesungguhnya terlalu sedikit amalan yang disertai takwa. Bagaimanakah amalan itu hendak diterima?
3. Janganlah seseorang hamba itu mengharap selain kepada Tuhannya dan janganlah dia takut selain kepada dosanya.
4. Tidak ada kebaikan ibadah yang tidak ada ilmunya dan tidak ada kebaikan ilmu yang tidak difahami dan tidak ada kebaikan bacaan kalau tidak ada perhatian untuknya.

UMAR BIN AZIZ :
1. Orang yang bertakwa itu dikekang.
2. Sesungguhnya syubhat itu pada yang halal.
3. Kemaafan yang utama itu adalah ketika berkuasa.

SUFFIAN AS THAURI :
1. Tidak ada ketaatan bagi kedua ibu-bapa pada perkara syubhat.
2. Sesungguhnya seorang lelaki itu berharta bila dia zuhud di dunia, dan sesungguhnya seorang itu adalah fakir bila dia gemar pada dunia.
3. Menuntut ilmu lebih utama daripada solat sunat.”



Akan kuberikan ilmu yang kumiliki kepada siapapun, asal mereka mau memanfaatkan ilmu yang telah kuberikan itu. (Imam Syafi’i)

Jangan sampai ayam jantan lebih pandai darimu. Ia berkokok di waktu subuh, sedang kamu tetap lelap dalam tidur. (Lukman Hakim).

Apabila secara kebetulan kamu menjadi orang yang dekat dengan penguasa, maka berhati-hatilah kamu seolah-olah kamu sedang berdiri di atas pedang yang tajam sekali. (Imam Ghozali)

Aku tak suka memakai baju baru, hal itu kulakukan karena aku takut timbul iri hati tetangga-tetanggaku. (Abu Ayub as-Sakhtayani).

Allah telah memberikan petunjuk kepadaku sehinga aku bisa mengenali diriku sendiri dengan segala kelemahan dan kehinaanku. (Ali BinAbu Thalib).

Andaikata seseorang mau memikirkan kebesaran Allah, maka ia takkan sampai hati untuk melakukan perbuatan perbuatan dosa. (Bisyir)

Sifat rendah hati, yaitu taat dalam mengerjakan kebenaran dan menerima kebenaran itu yang datangnya dari siapapun. (Fudlail bin Iyadl).

Dalam shalatku selama 40 tahun, aku tak pernah lupa mendo’akan guruku yang bernama Imam Syafi’i. Itu kulakukan karena aku memperolah ilmu dari Allah lewat beliau. (Yahya bin Said al-Qathan).

Orang yang beramal tanpa didasari ilmu, maka amalnya akan sia-sia belaka, karena tidak diterima oleh Allah. (Ibnu Ruslan).

Fikiran merupakan sumber dari ilmu, sedang ilmu itu sendiri merupakan sumber amal. (Wahb).

Orang yang mengerti ilmu fikih berarti ia bisa makrifat kepada Allah dengan ilmunya menyebabkan ia kenal kepada-Nya. Bahkan dengan ilmunya ia bisa mengajar orang lain sampai pandai. (Syeikh Izzuddin bin Abdussalam).

Jangan berteman yang hanya mau menemanimu ketika kamu sehat atau kaya, karena tipe teman seperti itu sungguh berbahaya sekali bagi kamu dibelakang hari.(Imam Ghozali).

Jika ada musuh yang bisa mendekatkan kamu kepada Allah, maka hal itu lebih baik dari pada teman akrab yang menjauhkan kamu dari Allah. (Abul Hasan as-Sadzili).


Orang yang bijak tidak akan terpeleset oleh harta, dan meski terpeleset, ia akan tetap mendapatkan pegangan. (Abdullah bin Abbas).

Berfikir sesaat sungguh lebih mengesankan ketimbang mengerjakan shalat sepanjang malam. (Hasan Bashri).

Hal-hal yang bisa menyebabkan badan lemah antara lain sebagai berikut: Banyak makan makanan yang rasanya masam, sering bersedih, banyak minum air tetapi tidak makan sesuatu, serta sering melakukan hubungan seksual. (Imam Ghazali).

Barang siapa tidak mencintai untuk agama dan membenci untuk agama, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya ia tidak memiliki agama. (Abu Abdilah al- Shdiq).

Berhati-hatilah dari berteman dengan : Ulama yang bersikap tak peduli, pecinta ajaran sufi yang bodoh serta pemimpin-pemimpin yang lalai. (Sahl bin Abdullah).

Inginkan sesuatu dengan bakat yang kau miliki, dan jangan menginginkan sesuatu sesuai dengan nafsu atau seleramu. (Lukman Hakim).

Bagi orang berilmu yang ingin meraih kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, maka kuncinya hendakalah ia mengamalkan ilmunya kepada orang-orang. (Syaikh Abdul Qodir Jailani).

Merenungkan tentang nikmat Allah sungguh merupakan salah satu ibadah yang utama. (Umar bin Abdul Azis).

Teman yang tidak membabantu kesulitan seperti halnya musuh. Tanpa saling membantu maka hubungan teman tak akan lama. Telah kucari teman sejati dalam setiap masa, akan tetapi usahaku itu siasia belaka. (Imam Syafií).

Sedikit makan, sedikit tidur, dan sedikit kesenangan merupakan ciri-ciri orang yang dicintai oleh Allah. (Abu Bakar bin Abdullah Al-Muzani).

Barang siapa senang menjadi pemimpin, maka ia tidak akan mendapat kemenagan untuk selama-lamanya. (Fudhail bin Iyadh).

Siapa yang pada hari ini hanya memikirkan dirinya sendiri maka pada esok iapun akan memikirkan dirinya saja. Lebih dari itu, siapa yang pada hari ini memikirkan Allah maka besok ia akan selalu memikirkan Allah pula. (Abu Sulaiman).

Bersikap sabar kepada kawan yang berbuat jelek kepadamu sungguh lebih baik dari pada mencacinya. mencaci lebih baik dari pada memutuskan talisilaturahmi. Dan memutuskan tali silaturahmi lebih baik dari pada bertengkar. (Seorang Ulama).

Allah tidak memberi kekuatan terhadap orang-orang alim lewat suatu paksaan, akan tetapi Allah menguatkan mereka lewat pintu iman. (Sahl Ibnu Abdullah).

Ketahuilah olehmu, sesungguhnya akal hanya merupakan sesuatu alat untuk mencapai segala sesuatu yang hanya berhubungan dengan hamba atau manusia, bukan untuk mencapai Allah. (Ibnu Atha).

Jika seseorang mati dalam keadaan punya hutang, padahal orang itu mampu membayarnya ketika masih hidup di dunia, maka kebahagiaannya akan diambil dan diberikan kepadanya dosa orang yang di hutanginya, lalu ia dijebloskan ke neraka. Namun, jika memang tidak mampu membayarnya, maka hanya kebaikannya saja yang diambil, lalu diberikan kepada pihak yang dihutangi. sedang dosa si pemberi hutang tidak diberikan kepada orang yang berhutang. (Ibnu Abdusalam).

Jalan yang diajarkan syariát islam adalah jalan yang paling tepat dalam pengerjaan ibadah kepada Allah. Karena itu bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah istiqomah dalam mengerjakan perintah-perintahnya dan menjauhi larangannya. (Abdu Khodir jailani).

Hendaklah kamu tetap berbuat baik kepada orang yang berbuat jelek kepadamu. (Lukman Hakim).
Kebahagiaanku jika mati sebelum baligh lalu aku dimasukkan kedalam syurga, tidak sebahagia jika aku hidup sampai tua dalam keadaan mengenal Allah yaitu yang paling bertaqwa, rajin mengerjaklan ibadah serta menerima apa apa yang telah di berikan Allah kepadaku. (Ali bin Abu Tholib).

Jika Allah bersamamu, maka jangan takut kepada siapa saja, akan tetapi jika Allah sudah tidak lagi bersamamu, maka siapa lagi yang bisa diharapkan olehmu? (Hasan al Banna).

Barang siapa tidak peduli terhadap nasib agama, berarti ia tidak punya agama, barang siapa yang semangatnya tidak berkobar-kobar jika agama Islam ditimpa suatu bencana, maka Islam tidak butuh kepada mereka. (Imam al-Ghazali).

Ilmu menginginkan untuk diamalkan. Apabila orang mengamalkannya, maka ilmu itu tetap ada. Namun sebaliknya, jika tidak diamalkan, maka ilmu akan hilang dengan sendirinya. (Sufyan ats-Tsauri).

Ketahuilah bahwa sesungguhnya ilmu yang bisa melahirkan rasa takut kepada Allah adalah ilmu yang paling baik. (Ibnu Athaillah as-Sakandari).

Bekerjalah untuk keperluan makanmu. Sedang yang paling baik bagi kau yaitu bangun di tengah malam dan berpuasa di siang hari. (Ibrahim bin Adham).

Jalan apa saja yang ditempuh seseorang dalam mengerjakan ibadah adalah sesaat kecuali jalan yang ditempuh oleh Muhammad SAW. Dalam pada itu, siapapun yang tidak mengikuti petunjuk kitab suci Al-Qurán dan hadits nabi, maka janganlah ia mengikuti pendapatku. Hal itu karena pendapatku berasal dari Qurán –Hadits. (Imam al-Junaid).

Orang yang tidak percaya bahwa Allah telah menjamin rezekinya, maka ia akan mendapat laknat dari Allah. (Hasanal-Bashri).

Dzikir seperti halnya jiwa dari semua amal, sedang keutamaan dan kelebihan dzikir tidak bisa dibatasi. (AL-Qusyairi).

Orang-orang yang tidak mengikuti keinginan-keinginan hawa nafsunya, maka tidak akan mendapat pujian dari orang banyak. (Imam al-Ghazali).


Barang siapa tidak meghargai nikmat, maka nikmat itu akan diambil dalam keadaan ia tidak mengetahuinya. (Siriy Assaqathi).

Mengerjakan sesuatu sesuai dengan ketentuan hukum syara’ berarti menuju jalan kebahagiaan baik di dunia lebih-lebih di akhirat. Dan hendaklah kamu merasa takut jika kamu berpisah dengan orang-orang yang ahli di bidang agama. (Syaikh Abdul Qadir Jailani).

Saya merasa heran kepada orang-orang yang mengerjakan shalat subuh setelah matahari terbit. Lalu bagaimana mereka diberi rezeki. (Ulama Shalaf).

Para pembuat peti jenasah mengira bahwa tidak ada yang lebih busuk melebihi mayat orang-orang yang beriman. Bahkan diterangkan oleh Allah : Perut ulama jahat sungguh lebih busuk baunya dari itu. (Al-Auzaí).

Orang yang hanya sehari-harinya hanya sibuk mencari uang untuk kesejahteraan keluarganya, maka mustahil ia mendapat ilmu pengetahuan. (Imam Syafií).

Manisnya akhirat mustahil diraih oleh orang-orang yang suka terkenal di mata manusia. (Bisyir).

Dengan pengalaman akan bertambah ilmu pengetahuannya, dengan berdzikir menyebabkan bertambah rasa cinta dan dengan berfikir akan menambah rasa taqwa kepada Allah. (Hatim).

Aku akan mencari ilmu hanya karena Allah, dan aku tidak akan mencari jika untuk selain Allah. (Imam al-Ghazali).

Berfikir merupakan cermin untuk melihat apa-apa yang baik dan yang buruk pada dirimu. (Fudhail).

Ketahuilah bahwa satu majelis ilmu bisa menghapus dosa 70 majelis yang tidak ada gunanya. (Atha’bin Yassar).

Kulupakan dadaku dan kubelenggu penyakit tamakku, karena aku sadar bahwa sifat tamak bisa melahirkan kehinaan. (Imam Syafií).

Biasakan hatimu untuk bertafakur dan biasakan matamu dengan sering menangis. (AbuSulaiman ad-Darani).

Setiap manusia hendaknya memperhatikan waktu dan sekaligus mengutamakannya. (Umar bin Utsman al-Maliky).

Apabila kamu melihat seseorang sedang memanjatkan doá kepada Allah, tetapi disisi lain perbuatannya tidak sesuai dengan hukum syara’, maka jauhilah orang itu. (Abdul Qasim an-Nawwawi).

Kuakui bahwa dosaku banyak sekali. Tapi, aku sadar, sesungguhnya rahmat Allah lebih luas dan lebih besar dari dosa-dosaku. (Abu Nawas).

Jika kamu berhadapan dengan gurumu, sesungguhnya secara hakikat kamu sedang berhadapan dengan rasul. Sadar akan hal itu, maka hormatilah gurumu. (Sebagian Ulama).

Setiap kamu adalah pemimpin, yaitu : Pemimpin terhadap diri dan keluarganya, pemimpin terhadap masyarakat dan bangsanya.( Mousthafaal-Gholayaini).

Pengkhianatan yang paling besar adalah pengkhianatan umat, sedang pengkhianat yang paling keji yaitu pengkhianatan pemimpin. (Ali bin Abu Thalib).

Berteman dengan orang yang bodoh yang tidak mengikuti ajakan hawa nafsunya sungguh lebih baik bagi kamu ketimbang berteman dengan orang alim tapi suka terhadap nafsuya. (Ibnu Athaillah as-Sakandari).

Siapa takut kepada Allah, maka tidak hidup marahnya, Siapa yang bertaqwa kepada-Nya, niscaya tidak mengerjakan sesukanya. (Umar bin Khathhab).

karena aku merasa malu jika mengaku sebagai umatnya padahal hidupku penuh dengan perbuatan dosa. (Muhammad Iqbal).

Hendaklah kamu menjauhi keramaian orang banyak atau berúzlah,. Katakan demikian, karena orang banyak bisa
menyebabkan kamu berpaling dari Allah serta mendorong kamu untuk berbuat dosa. (Sayyid Bakri al-Maliki).

Yang disebut orang sufi, yaitu orang yang hatinya bersih dan selalu mengingat Allah. (Basyar bin al-Harits).

Tidak ada suatu kebahagiaan bagi ornag-orang muslim setelah mereka memeluk Islam, seperti kebahagiaan mereka ketika itu. (Anas r.a.).

Telah kurangkum pendapat 70 orang shiddiqin. Mereka sebagaian besar berpendapat bahwa banyak minum bisa menyebabkan banyak tidur. (Ibrahim bin Khawwas).

Aku tidak pernah melihat orang yang berakal, melainkan kutemukan dia takut kepada mati dan merasa susah dengannya. (Hasan).

Aku tidak pernah berdialog dengan seseorang dengan tujuan aku lebih senang jika ia berpendapat salah. (Imam Syafií).

Barang siapa tidak dicoba dengan bencana atau kesusahan, maka tidak ada sebuah kebahagiaanpun baginya di sis Allah. (Adh-Dhahhak).

Orang yang cinta kepada Allah akan minum dari gelas kecintaan dan bumi menjadi sempit baginya. Ya, dia mengenal Allah dengan penuh ma’rifat kepada-Nya, tenggelam di samudra rindu kepada-Nya dan merasa asyik bermunajat kepada-Nya. (Asy-Syubali).

Aku suka mendoákan saudara-saudaraku sebanyak 70 orang, dan nama-nama mereka kusebut satu persatu dalam panjatan doáku itu. (Abu Darba).

Setiap manusia mempunyai orang yang dicintai dan yang dibenci. Tapi bagimu, jika ada maka berkumpullah kamu dengan orang-orang yang bertaqwa. (Imam Syafií).

Orang orang terdahulu jika pergi kerumah gurunya, maka mereka senantiasa memberi sesuatu untuk minta berkah. Bahkan mereka selalu menyenandungkan doá seperti ini: wahai Allah!”Ampunilah semua kesalahan guruku terhadapku, dan jangan sekalai-kali engkau menghilangkan berkah ilmunya untukku. (Sebagaian Ulama).

Jika aku mandapat ampunan dari Allah, maka hal itu merupakan rahmat yang sangat besar dari-Nya. Tetapi, jika sebaliknya, maka aku tidak akan mampu berbuat apapun. (Abu Nawas).

Pangkal dari seluruh kebaikan di dunia maupun di akhirat adalah taqwa kepada Allah. (Abu Sulaiman Addarani).
Orang yang ma’rifat kepada Allah, maka ia terikat dengan cintannya, hatinya bisa melihat dan amal ibadahnya selalu bertambah banyak kepada-Nya. (Dzinnun al-Mishry).

Siapa yang memenuhi hatinya dengan kewaspadaan dan keikhlasan, maka Allah akan menghiasi badannya sebagai pembela agama dan menjadikan hadits sebagai pedoman hidup.
Yang disebut dengan teguh hati adalah memegang dengan sungguh-sungguh apa-apa yang dibutuhkan oleh kamu dan membuang yang selain itu. (Aktssam bin Shaifi).

Orang yang terkaya yaitu orang yang menerima pembagian Allah dengan rasa senang. (Ali bin Husein).
Kerjakan apa saja yang telah menjadi hak dan kewajibanmu, karena kebahagiaan hidupmu terletak di situ. (Musthafa al-Gholayani).

Ada dua hal tidak tertandingi kejelekannya, yaitu: Berbuat syirik dan membuat rugi umat Islam. Begitu pula, terdapat dua perkara yang tidak tertandingi kebaikannya, ialah : Beriman kepada Allah, serta memberi manfaat kepada umat Islam. (Kanjeng Nabi).

Pedagang yang berhati lemah takkan pernah untung ataupun rugi. Malah ia rugi. Ya, seseorang harus menyalakan api supaya memperoleh cahaya. (Jalaludin Rumi).

Aku membaca sebagian kitab kuno, yang kandungannya ialah : Bahwasannya sebagian hal yang dipercepat siksaannya dan tak dapat ditunda adalah amanat itu dikhianati , kebaikan ditutupi, keluarga diputuskan dan meninds manusia. (Kholid ar-Robaí).

Memerintah atau mengawasi diri sendiri jauh lebih sulit dan lebih baik dari pada memerintah dan mengawasi sesuatu negeri. (Ibrahim bin Adham).

Ciri-ciri ulama akhirat antara lain: dia sangat berhati-hati dalam memberi fatwa, bahkan bersikeras untuk tidak bertaqwa sama sekali. Apabila ditanya oleh orang tentang segala sesuatu yang diketahui baik yang bersumber dari Al Qurán, hadits, ijma’dan kiyas, maka ia menjelaskan sesuai dengan kemampuannya. Sebaliknya, jika ia tidak mengetahui secara pasti, maka dengan jujur ia berkata : aku tidak tahu. (Imam al-Ghazali).

Hati-hatilah terhadap senda gurau, karena tidak sedikit bahaya yang terdapat didalamnya. Berapa banyak senda gurau anatara dua sahabat yang berakhir pada perkelahian.
Dunia adalah perniagaan, pasarnya ialah menyendiri, modalnya adalah taqwa, dan labanya adalah surga. (Aku Sulaiman ad-Darani).

Kehidupan seorang mukmin ibarat matahari, terbenam di suatu wilayah untuk terbit di wilayah lainnya. Dia selalu bersinar dan hidup serta tak pernah terbenam selamanya. (Muhammad Iqbal).

Keluarlah dari dirimu dan serahkanlah segalanya kepada Allah. Penuhi hatimu dengan Allah. Patuhilah kepada perintah-Nya dan larikanlah dirimu dari larangan-Nya, supaya nafsu badaniahmu tidak memasuki hatimu setelah ia keluar. Untuk membuang nafsu-nafsu badaniah dari hatimu, kamu harus berjuang melawannya dan jangan menyerah kepadanya dalam keadaan bagaimanapun juga dan dalam tempo kapanpun juga. (Syeikh Abdul QadirJailani).

Kejahatan yang dibalas dengan kejahatan adalah akhlak ular. Kebajikan yang dibalas dengan kejahatan adalah akhlak buaya. kebajikan yang dibalas dengan kebajikan adalah akhlak anjing. Kejahatan yang dibalas dengan kebajikan itulah akhlak manusia. (Nasirin).

Saya tidak bangga dengan keberhasilan yang tidak saya rencanakan sebagaimana saya tidak akan menyesal atas kegagalan yang terjadi di ujung usaha maksimal. (Harun Al Rasyid)

Ilmu itu lebih baik daripada harta, ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu akan berkurang jika dibelanjakan tetapi ilmu akan bertambah jika dibelanjakan. (Ali bin Abi Thalib ra)

Setiap orang di dunia ini adalah seorang tamu, dan uangnya adalah pinjaman. Tamu itu pastilah akan pergi, cepat atau lambat, dan pinjaman itu haruslah dikembalikan. (Ibnu Mas’ud)

Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk. (Imam An Nawawi)

Memohonlah kepada Allah supaya memperbaiki hati dan niatmu, karena tidak ada sesuatu yang paling berat untuk kau obati selain keduanya. Ketika hatimu sedang menghadap (Allah) maka seketika mungkin untuk berpaling, maka ketika menghadap itulah engkau harus merampasnya supaya tidak berpaling. (Uwais al Qarni/ Bahjatul Majalis, Ibnu Abdil Barr)

Sesungguhnya apabila badan sakit maka makan dan minum sulit untuk tertelan, istirahat dan tidur juga tidak nyaman. Demikian pula hati apabila telah terbelenggu dengan cinta dunia maka nasehat susah untuk memasukinya. (Malik bin Dinar/Hilyatul Auliyaa’)

Allah SWT memerintahkan kita untuk mau berpikir tentang penciptaan-Nya yang begitu menakjubkan, rumit, dan kompleks. Namun semua itu telah Allah SWT tundukan untuk kita. Ini sebagai tanda bahwa manusia memiliki kemampuan (dari Allah) untuk menundukan apa yang ada di langit dan di bumi. (MI)

Pelajarilah Ilmu, karena mempelajarinya karena Allah adalah khasyah, Menuntutnya adalah ibadah, mempelajarinya adalah Tasbih, mencarinya adalah Jihad, Mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahui adalah Shadaqah, menyerahkan kepada ahlinya adalah Taqarrub. Ilmu adalah teman dekat dalam kesendirian dan sahabat dalam kesunyian. (Muadz bin Jabal ra)

Janganlah kau tuntut Tuhanmu karena tertundanya keinginanmu, tetapi tuntutlah dirimu sendiri karena engkau telah menunda adabmu kepada Allah. (Syeikh Ibnu Athaillah As-Sakandar)

Aku tahu rizkiku tidak dimakan orang lain, karenanya hatiku tenang. Aku tahu amalan-amalanku tidak mungkin dilakukan orang lain, maka aku sibukkan diriku dengan beramal. Aku tahu Allah selalu melihatku,karenanya aku malu bila Allah mendapatiku melakukan maksiat. Aku tahu kematian menantiku, maka aku persiapkan bekal tuk berjumpa dengan Rabb-ku. (Hasan Al-Basri)

Kebenaran tidak diukur dengan banyaknya orang yang mau melakukannya, namun kebenaran adalah apa saja yang mencocoki Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman salafus salih. (Anisya LM)

Bahaya kepandaian adalah berbuat sekehendak hati. Bahaya keberanian adalah melampaui batas. Bahaya toleransi adalah menyebut-nyebut kebaikannya. Bahaya kecantikan adalah sombong. Bahaya ucapan adalah dusta. Bahaya ilmu adalah lupa. Bahaya pemurah adalah berlebih-lebihan (Tengku Abdul Wahab)

Ketahuilah bahwa kewajiban itu lebih banyak daripada waktu yang terluang, maka bantulah saudaramu untuk menggunakan waktunya dengan sebaik-baiknya dan jika engkau punya tugas selesaikanlah segera” (Hasan Al-Banna)



*

Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak.

Khalifah ‘Ali
*

Sabar memiliki dua sisi, sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain adalah bersyukur kepada Allah.
Ibnu Mas’ud
*

Takutlah kamu akan perbuatan dosa di saat sendirian, di saat inilah saksimu adalah juga hakimmu.
Khalifah ‘Ali
*

Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku.
Khalifah ‘Umar
*

Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk.
Imam An Nawawi
*

Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah. Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar.
Khalifah ‘Umar
*

Dia yang menciptakan mata nyamuk adalah Dzat yang menciptakan matahari.
Bediuzzaman Said Nursi
*

Penderitaan jiwa mengarahkan keburukan. Putus asa adalah sumber kesesatan; dan kegelapan hati, pangkal penderitaan jiwa.
Bediuzzaman Said Nursi
*

Kebersamaan dalam suatu masyarakat menghasilkan ketenangan dalam segala kegiatan masyarakat itu, sedangkan saling bermusuhan menyebabkan seluruh kegiatan itu mandeg.
Bediuzzaman Said Nursi
*

Menghidupkan kembali agama berarti menghidupkan suatu bangsa. Hidupnya agama berarti cahaya kehidupan.
Bediuzzaman Said Nur
*

Seseorang yang melihat kebaikan dalam berbagai hal berarti memiliki pikiran yang baik. Dan seseoran yang memiliki pikiran yang baik mendapatkan kenikmatan dari hidup.
Bediuzzaman Said Nurs

Kata Kata Bijak Para Khalifah dan Para Ulama

Orang yang tidak menguasai matanya, hatinya tidak ada harganya
-Khalifah Ali bin Abi Talib-

Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan.
-Khalifah Ali bin Abi Talib-

Nilai seseorang sesuai dengan kadar tekadnya, ketulusannya sesuai dengan kadar kemanusiaannya, keberaniannya sesuai dengan kadar penolakannya terhadap perbuatan jahat dan kesucian hati nuraninya sesuai dengan kadar kepekaannya terhadap kehormatan dirinya.
-Khalifah Ali bin Abi Talib-

Rabu, 25 Desember 2013

Aqidatul Awwam & terjemahan


أَبـْـدَأُ بِـاسْمِ اللهِ وَالـرَّحْـمَنِ وَبِـالـرَّحِـيـْمِ دَائِـمِ اْلإِحْـسَانِ
Saya memulai dengan nama Alloh, Dzat yang maha pengasih, dan Maha Penyayang yang senatiasa memberikan kenikmatan tiada putusnya
فَالْـحَـمْـدُ ِللهِ الْـقَدِيْمِ اْلأَوَّلِ اْلآخِـرِ الْـبَـاقِـيْ بِلاَ تَـحَـوُّلِ
Maka segala puji bagi Alloh Yang Maha Dahulu, Yang Maha Awal, Yang Maha Akhir, Yang Maha Tetap tanpa ada perubahan
ثُـمَّ الـصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ سَرْمَـدَ ا عَـلَـى الـنَّـبِيِّ خَيْرِ مَنْ قَدْ وَحَّدَا
Kemudian, semoga sholawat lawat dan salam senantiasa tercurahkan pada Nabi sebaik-baiknya orang yang mengEsakan Alloh
وَآلِهِ وَصَـحْـبِهِ وَمَـنْ تَـبِـعْ سَـبِـيْلَ دِيْنِ الْحَقِّ غَيْرَ مُـبْـتَدِعْ
Dan keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti jalan agama secara benar bukan orang-orang yang berbuat bid’ah
وَبَـعْـدُ فَاعْلَمْ بِوُجُوْبِ الْمَعْرِفَـهْ مِنْ وَاجِـبٍ ِللهِ عِـشْرِيْنَ صِفَـهْ
Dan setelahnya ketahuilah dengan yakin bahwa Alloh itu mempunyai 20 sifat wajib
فَـاللهُ مَـوْجُـوْدٌ قَـدِيْمٌ بَاقِـي مُخَـالِـفٌ لِلْـخَـلْقِ بِاْلإِطْـلاَقِ
Alloh itu Ada, Qodim, Baqi dan berbeda dengan makhlukNya secara mutlak
وَقَـائِمٌ غَـنِـيْ وَوَاحِـدٌ وَحَيّ قَـادِرٌ مُـرِيـْدٌ عَـالِمٌ بِكُلِّ شَيْ
Berdiri sendiri, Maha Kaya, Maha Esa, Maha Hidup, Maha Kuasa, Maha Menghendaki, Maha Mengetahui atas segala sesuatu
سَـمِـيْعٌ الْبَـصِيْـرُ والْمُتَكَلِـمُ لَهُ صِفَـاتٌ سَـبْـعَـةٌ تَـنْـتَظِمُ
Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Berbicara, Alloh mempunyai 7 sifat yang tersusun
فَـقُـدْرَةٌ إِرَادَةٌ سَـمْـعٌ بَصَـرْ حَـيَـاةٌ الْـعِلْـمُ كَلاَمٌ اسْـتَمَرْ
yaitu Berkuasa, Menghendaki, Mendengar, Melihat, Hidup, Mempunyai Ilmu, Berbicara secara terus berlangsung
وَ جَـائـِزٌ بِـفَـضْـلِهِ وَ عَدْلِهِ تَـرْكٌ لِـكُـلِّ مُمْـكِـنٍ كَفِعْلِهِ
Dengan karunia dan keadilanNya, Alloh memiliki sifat boleh (wenang) yaitu boleh mengerjakan sesuatu atau meninggalkannya
أَرْسَـلَ أَنْـبِيَا ذَوِي فَـطَـانَـهْ بِالصِّـدْقِ وَالـتَّـبْلِـيْغِ وَاْلأَمَانَهْ
Alloh telah mengutus para nabi yang memiliki 4 sifat yang wajib yaitu cerdas, jujur, menyampaikan (risalah) dan dipercaya
وَجَـائِزٌ فِي حَقِّـهِمْ مِنْ عَـرَضِ بِغَـيْـرِ نَقْصٍ كَخَفِيْفِ الْمَـرَضِ
Dan boleh didalam hak Rosul dari sifat manusia tanpa mengurangi derajatnya,misalnya sakit yang ringan
عِصْـمَـتُهُمْ كَسَـائِرِ الْمَلاَئِـكَهْ وَاجِـبَـةٌ وَفَـاضَلُوا الْـمَـلاَئِكَهْ
Mereka mendapat penjagaan Alloh (dari perbuatan dosa) seperti para malaikat seluruhnya. (Penjagaan itu) wajib bahkan para Nabi lebih utama dari para malaikat
وَالْـمُسْـتَحِيْلُ ضِدُّ كُـلِّ وَاجِبِ فَـاحْـفَظْ لِخَمْسِيْنَ بِحُكْمٍ وَاجِبِ
Dan sifat mustahil adalah lawan dari sifat yang wajib maka hafalkanlah 50 sifat itu sebagai ketentuan yang wajib
تَـفْصِيْـلُ خَمْسَةٍ وَعِشْرِيْـنَ لَزِمْ كُـلَّ مُـكَـلَّـفٍ فَحَقِّقْ وَاغْـتَنِمْ
Adapun rincian nama para Rosul ada 25 itu wajib diketahui bagi setiap mukallaf, maka yakinilah dan ambilah keuntungannya
هُمْ آدَمُ اِدْرِيْسُ نُوْحٌ هُـوْدٌ مَـعْ صَالِـحْ وَإِبْرَاهِـيْـمُ كُـلٌّ مُـتَّبَعْ
Mereka adalah Nabi Adam, Idris, Nuh, Hud serta Sholeh, Ibrahim ( yang masing-masing diikuti berikutnya)
لُوْطٌ وَاِسْـمَاعِيْلُ اِسْحَاقٌ كَـذَا يَعْـقُوْبُ يُوْسُفٌ وَأَيـُّوْبُ احْتَذَى
Luth, Ismail dan Ishaq demikian pula Ya'qub, Yusuf dan Ayyub dan selanjutnya
شُعَيْبُ هَارُوْنُ وَمُوْسَى وَالْـيَسَعْ ذُو الْكِـفْلِ دَاوُدُ سُلَيْمانُ اتَّـبَـعْ
Syuaib, Harun, Musa dan Alyasa', Dzulkifli, Dawud, Sulaiman yang diikuti
إلْـيَـاسُ يُوْنُسْ زَكَرِيـَّا يَحْيَى عِـيْسَـى وَطَـهَ خَاتِمٌ دَعْ غَـيَّا
Ilyas, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa dan Thaha (Muhammad) sebagai penutup, maka tinggalkanlah jalan yang menyimpang dari kebenaran
عَلَـيْـهِـمُ الصَّـلاةُ والسَّـلامُ وآلِهِـمْ مـَـا دَامَـتِ اْلأَيـَّـامُ
Semoga sholawat dan salam terkumpulkan pada mereka dan keluarga mereka sepanjang masa
وَالْـمَـلَكُ الَّـذِي بِلاَ أَبٍ وَأُمْ لاَ أَكْـلَ لاَ شـُرْبَ وَلاَ نَوْمَ لَهُمْ
Adapun para malaikat itu tetap tanpa bapak dan ibu, tidak makan dan tidak minum serta tidak tidur
تَفْـصِـيْلُ عَشْرٍ مِنْهُمُ جِبْرِيْـلُ مِـيْـكَـالُ اِسْـرَافِيْلُ عِزْرَائِـيْلُ
Secara terperinci mereka ada 10, yaitu Jibril, Mikail, Isrofil, dan Izroil
مُـنْـكَرْ نَـكِـيْرٌ وَرَقِيْبٌ وَكَذَا عَـتِـيْدُ مَالِكٌ وَرِضْوَانُ احْتـَذَى
Munkar, Nakiir, dan Roqiib, demikian pula ‘Atiid, Maalik, dan Ridwan dan selanjutnya
أَرْبَـعَـةٌ مِنْ كُتُبٍ تَـفْصِيْـلُهَا تَـوْارَةُ مُـوْسَى بِالْهُدَى تَـنْـزِيْلُهَا
Empat dari Kitab-Kitab Suci Allah secara terperinci adalah Taurat bagi Nabi Musa diturunkandengan membawa petunjuk
زَبُـوْرُ دَاوُدَ وَاِنْـجِـيْـلٌ عَلَى عِيْـسَى وَفُـرْقَانٌ عَلَى خَيْرِ الْمَـلاَ
Zabur bagi Nabi Dawud dan Injil bagi Nabi Isa dan AlQur’an bagi sebaik-baik kaum (Nabi Muhammad SAW)
وَصُحُـفُ الْـخَـلِيْلِ وَالْكَلِيْـمِ فِيْـهَـا كَلاَمُ الْـحَـكَمِ الْعَلِيْـمِ
Dan lembaran-lembaran (Shuhuf) suci yang diturunkan untuk AlKholil (Nabi Ibrohim) dan AlKaliim (Nabi Musa) mengandung Perkataan dari Yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui
وَكُـلُّ مَـا أَتَى بِهِ الـرَّسُـوْلُ فَحَـقُّـهُ الـتَّـسْـلِـيْمُ وَالْقَبُوْلُ
Dan segala apa-apa yang disampaikan oleh Rosulullah, maka kita wajib pasrah dan menerima
إِيـْمَـانُـنَا بِـيَـوْمِ آخِرٍ وَجَبْ وَكُـلِّ مَـا كَـانَ بِـهِ مِنَ الْعَجَبْ
Keimanan kita kepada Hari Akhir hukumnya wajib, dan segala perkara yang dahsyat pada Hari Akhir
خَـاتِمَةٌ فِي ذِكْرِ بَاقِي الْوَاجِـبِ مِمَّـا عَـلَى مُكَـلَّفٍ مِنْ وَاجِـبِ
Sebagai penutup untuk menerangkan ketetapan yang wajib, dari hal yang menjadi kewajiban bagi mukallaf
نَـبِـيُّـنَـا مُحَمَّدٌ قَـدْ أُرْسِلاَ لِلْـعَالَمِـيْـنَ رَحْـمَـةً وَفُضِّلاَ
Nabi kita Muhammad telah diutus untuk seluruh alam sebagai Rahmat dan keutamaan diberikan kepada beliau SAW melebihi semua
أَبـُوْهُ عَـبْدُ اللهِ عَبْدُ الْمُطَّلِـبْ وَهَـاشِمٌ عَبْـدُ مَنَافٍ يَـنْـتَسِبْ
Ayahnya bernama Abdullah putera Abdul Mutthalib, dan nasabnya bersambung kepada Hasyim putera Abdu Manaf
وَأُمُّـهُ آمِـنَـةُ الـزُّهْـرِيـَّـهْ أَرْضَـعَـهُ حَـلِيْمَـةُ السَّعْدِيـَّهْ
Dan ibunya bernama Aminah Az-Zuhriyyah, yang menyusui beliau adalah Halimah As-Sa’diyyah
مـَوْلِدُهُ بِـمَـكَـةَ اْلأَمِيْـنَـهْ وَفَـاتُـهُ بِـطَـيْـبَةَ الْـمَدِيْنَهْ
Lahirnya di Makkah yang aman, dan wafatnya di Toiybah (Madinah)
أَتَـمَّ قَـبْـلَ الْـوَحِيِ أرْبَعِيْنَا وَعُمْـرُهُ قَـدْ جَـاوَزَ الـسِّـتِّيْنَا
Sebelum turun wahyu, nabi Muhammad telah sempurna berumur 40 tahun, dan usia beliau 60 tahun lebih 
وسـَبْـعَةٌ أَوْلاَدُهُ فَـمِـنْـهُـمُ ثَلاَثَـةٌ مِـنَ الـذُّكُـوْرِ تُـفْهَمُ
Ada 7 orang putera-puteri nabi Muhammad, diantara mereka 3 orang laki-laki, maka pahamilah itu
قـَاسِـمْ وَعَـبْدُ اللهِ وَهْوَ الطَّيـِّبُ وَطَـاهِـرٌ بِـذَيْـنِ ذَا يُـلَقَّبُ
Qasim dan Abdullah yang bergelar At-Thoyyib dan At-Thohir, dengan 2 sebutan inilah (At-Thoyyib dan At-Thohir) Abdullah diberi gelar
أَتَـاهُ إِبـْرَاهِـيْـمُ مِنْ سَـرِيـَّهْ فَأُمُّهُ مَارِيـَةُ الْـقِـبْـطِـيَّـهْ
Anak yang ketiga bernama Ibrohim dari Sariyyah (Amat perempuan), ibunya (Ibrohim) bernama Mariyah Al-Qibtiyyah
وَغَـيْـرُ إِبـْرَاهِيْمَ مِنْ خَـدِيْجَهْ هُمْ سِتَـةٌ فَـخُـذْ بِـهِمْ وَلِـيْجَهْ
Selain Ibrohim, ibu putera-puteri Nabi Muhammad berasal dari Khodijah, mereka ada 6 orang (selain Ibrohim), maka kenalilah dengan penuh cinta
وَأَرْبَعٌ مِـنَ اْلإِنـَاثِ تُـذْكَـرُ رِضْـوَانُ رَبِّـي لِلْـجَـمِـيْعِ يُذْكَرُ
Dan 4 orang anak perempuan Nabi akan disebutkan, semoga keridhoan Allah untuk mereka semua
فَـاطِـمَـةُ الزَّهْرَاءُ بَعْلُهَا عَلِيْ وَابـْنـَاهُمَا السِّبْطَانِ فَضْلُهُمْ جَلِيْ
Fatimah Az-Zahro yang bersuamikan Ali bin Abi Tholib, dan kedua putera mereka (Hasan dan Husein) adalah cucu Nabi yang sudah jelas keutamaanya
فَـزَيْـنَـبٌ وبَـعْـدَهَـا رُقَـيَّـهْ وَأُمُّ كُـلْـثُـوْمٍ زَكَـتْ رَضِيَّهْ
Kemudian Zaenab dan selanjutnya Ruqayyah, dan Ummu Kultsum yang suci lagi diridhoi
عَـنْ تِسْـعِ نِسْوَةٍ وَفَاةُ الْمُصْطَفَى خُـيِّـرْنَ فَاخْـتَرْنَ النَّـبِيَّ الْمُقْتَفَى
Dari 9 istri Nabi ditinggalkan setelah wafatnya, mereka semua telah diminta memilih syurga atu dunia, maka mereka memilih nabi sebagai panutan
عَـائِـشَـةٌ وَحَـفْصَةٌ وَسَـوْدَةُ صَـفِـيَّـةٌ مَـيْـمُـوْنَةٌ وَ رَمْلَةُ
Aisyah, Hafshah, dan Saudah, Shofiyyah, Maimunah, dan Romlah
هِنْـدٌ وَ زَيْـنَبٌ كَـذَا جُوَيـْرِيَهْ لِلْـمُـؤْمِنِيْنَ أُمَّـهَاتٌ مَرْضِيَهْ
Hindun dan Zaenab, begitu pula Juwairiyyah, Bagi kaum Mu’minin mereka menjadi ibu-ibu yang diridhoi
حَـمْـزَةُ عَـمُّـهُ وعَـبَّـاسٌ كَذَا عَمَّـتُـهُ صَـفِيَّـةٌ ذَاتُ احْتِذَا
Hamzah adalah Paman Nabi demikian pula ‘Abbas, Bibi Nabi adalah Shofiyyah yang mengikuti Nabi
وَقَـبْـلَ هِـجْـرَةِ النَّـبِيِّ اْلإِسْرَا مِـنْ مَـكَّـةٍ لَيْلاً لِقُدْسٍ يُدْرَى
Dan sebelum Nabi Hijrah (ke Madinah), terjadi peristiwa Isro’. Dari Makkah pada malam hari menuju Baitul Maqdis yang dapat dilihat
بَـعْـدَ إِسْـرَاءٍ عُـرُوْجٌ لِلـسَّمَا حَتىَّ رَأَى الـنَّـبِـيُّ رَبـًّا كَـلَّمَا
Setelah Isro’ lalu Mi’roj (naik) keatas sehingga Nabi melihat Tuhan yang berkata-kata
مِنْ غَيْرِ كَيْفٍ وَانْحِصَارٍ وَافْـتَرَضْ عَـلَـيْهِ خَمْساً بَعْدَ خَمْسِيْنَ فَرَضْ
Berkata-kata tanpa bentuk dan ruang. Disinilah diwajibkan kepadanya (sholat) 5 waktu yang sebelumnya 50 waktu
وَبَــلَّـغَ اْلأُمَّــةَ بِـاْلإِسـْرَاءِ وَفَـرْضِ خَـمْـسَةٍ بِلاَ امْتِرَاءِ
Dan Nabi telah menyampaikan kepada umat peristiwa Isro’ tersebut. Dan kewajiban sholat 5 waktu tanpa keraguan
قَـدْ فَـازَ صِـدِّيْقٌ بِتَـصْدِيْقٍ لَـهُ وَبِـالْـعُرُوْجِ الصِّدْقُ وَافَى أَهْلَهُ
Sungguh beruntung sahabat Abubakar As-Shiddiq dengan membenarkan peristiwa tersebut, juga peristiwa Mi’raj yang sudah sepantasnya kebenaran itu disandang bagi pelaku Isro’ Mi’roj
وَهَــذِهِ عَـقِـيْـدَةٌ مُـخْـتَصَرَهْ وَلِـلْـعَـوَامِ سَـهْـلَةٌ مُيَسَّرَهْ
Inilah keterangan Aqidah secara ringkas bagi orang-orang awam yang mudah dan gampang
نـَاظِـمُ تِلْـكَ أَحْـمَدُ الْمَرْزُوقِيْ مَـنْ يَنْـتَمِي لِلصَّادِقِ الْمَصْدُوْقِ
Yang di nadhomkan oleh Ahmad Al Marzuqi, seorang yang bernisbat kepada Nabi Muhammad (As-Shodiqul Mashduq)
وَ الْحَـمْـدُ ِللهِ وَصَـلَّى سَـلَّمَا عَلَـى النَّبِيِّ خَيْرِ مَنْ قَدْ عَلَّمَا
Dan segala puji bagi Allah serta Sholawat dan Salam tercurahkan kepada Nabi sebaik-baik orang yang telah mengajar
وَاْلآلِ وَالـصَّـحْـبِ وَكُـلِّ مُرْشِدِ وَكُـلِّ مَـنْ بِخَيْرِ هَدْيٍ يَقْتَدِي
Juga kepada keluarga dan sahabat serta orang yang memberi petunjuk dan orang yang mengikuti petunjuk
وَأَسْـأَلُ الْكَـرِيْمَ إِخْـلاَصَ الْعَمَلْ ونَـفْـعَ كُـلِّ مَنْ بِهَا قَدِ اشْتَغَلْ
Dan saya mohon kepada Allah yang Maha Pemurah keikhlasan dalam beramal dan manfaat bagi setiap orang yang berpegang teguh pada aqidah ini
أبْيَاتُهَا ( مَـيْـزٌ ) بِـعَدِّ الْجُمَّلِ تَارِيْخُها ( لِيْ حَيُّ غُرٍّ ) جُمَّلِ
Nadhom ini ada 57 bait dengan hitungan abjad, tahun penulisannya 1258 Hijriah
سَـمَّـيْـتُـهَا عَـقِـيْدَةَ الْـعَوَامِ مِـنْ وَاجِبٍ فِي الدِّيْنِ بِالتَّمَامِ
Aku namakan aqidah ini Aqidatul Awwam, keterangan yang wajib diketahui dalam urusan agama dengan sempurna

Hukum “Pedekate” dengan Facebook dan Alat Komunikasi / sosmed Lainnya

Assalamualaikum wr.wb. Berikut ini adalah salah satu hasil bahtsul masail diniyyah atau pembahasan masalah keagamaan oleh Forum Musyawarah P...